Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Plh Bupati Cirebon, Ini Langkah Pertama Rahmat Sutrisno

Kompas.com - 26/10/2018, 11:12 WIB
Dendi Ramdhani,
Khairina

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon Rahmat Sutrisno resmi menjabat sebagai Pelaksana Harian (Plh) Bupati Cirebon.

Rahmat menggantikan Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait jual beli jabatan.

Surat tugas Rahmat diserahkan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Jumat (25/10/2018).

Rahmat mengatakan, salah satu program yang akan ia prioritaskan yakni menyusun APBD tahun 2019 yang saat ini baru memasuki tahap pembahasan. Langkah itu dinilai penting guna menjamin pembangunan daerah tetap berjalan.

"Jadi terima kasih kepada Pak Wagub tadi amanatnya banyak banget, kayaknya bebannya semakin besar. Pertama prioritas di Kabupaten Cirebon sekarang kita sedang memasuki pembahasan anggaran 2019," ungkap Rahmat.

Baca juga: Ini Sosok Sunjaya Purwadisastra, Bupati Cirebon yang Ditangkap KPK

Selama pembahasan APBD berlangsung, Rahmat mengaku akan terus berkonsultasi dengan Pemprov Jabar untuk memastikan segala keputusannya sesuai aturan yang diamanatkan perundang-undangan.

"Kalau lihat di UU 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah, ada tugas kewenangan kewajiban dan hak kepala daerah. Saya mungkin hanya ada pada bagian tugas ketika nanti RAPBD telah disepakati bersama dengan Banggar, maka itu harus ada persetujuan bersama. Persetujuan bersama itulah menjadi ruang kewenangan. Nah ini perlu dikonsultasikan kepada Pemprov Jabar," tutur Rahmat.

Rahmat juga mengaku telah membaca surat keputusan Kemendagri di mana terdapat beberapa poin larangan selama ia menjadi Plh Bupati Cirebon.

"Tadi juga saya baca sepintas dari (surat) Pak Mendagri ada hal yang dilarang, pertama kebijakan strategis yang menyangkut anggaran, personel dan seterusnya. Jadi ini tetap harus dikomunikasikan dengan Pemprov Jabar. Supaya kami tak salah menggambil langkah," paparnya.

Sebab itu, kata Rahmat, proses seleksi jabatan yang saat ini berlangsung akan dihentikan sementara hingga mendapat arahan lanjutan.

Saat ini, kata Rahmat, ada empat jabatan setingkat kepala dinas yang masih kosong. Diantaranya, Kesbang, Sekretaris Dewan, Dinas Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak, dan staf ahli.

"Memang ada beberapa hal yang perlu kami pertimbangkan salah satu contoh kami sudah berjalan menuju pelaksanaan seleksi jabatan tinggi pratama. Mungkin itu nanti atas petunjuk dan konsultasi dengan Pemprov Jabar, mungkin kita akan tangguhkan dulu sementara," ucapnya.

Selain itu, ia pun sudah berkomunikasi dengan unsur pimpinan daerah untuk memastikan kondusivitas masyarakat serta stabilitas pemerintahan.

"Insya Allah kami sudah bicarakan dengan pimpinan daerah, Pak Dandim, Pak Kapolres dan Pengadilan Negeri, insya Allah siap untuk melaksanakan pemerintahan pembangunan kemasyarakatan. Memang kami perlu stabilitas," jelasnya. 

Kompas TV Meski demikian menurut Dedi, dukungan ini bersifat pribadi, bukan sebagai kepala daerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com