Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkosa Gadis Difabel, Pria Pengangguran Diduga Kabur ke Malaysia

Kompas.com - 25/10/2018, 09:27 WIB
Taufiqurrahman,
Khairina

Tim Redaksi


PAMEKASAN, KOMPAS.com - Tersangka kasus pemerkosaan terhadap gadis difabel, Firdaus (20), asal Desa Bulangan Haji, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan dikabarkan sudah melarikan diri ke luar negeri.

Firdaus yang hanya pengangguran, sudah tidak pernah ada di rumahnya, setelah melakuakn tindakan bejatnya kepada NH (18) asal Dusun Perreng Ampel, Desa Pamoroh, Kecamatan Kadur, pada Ahad (2/9/2018) lalu.

Kepala Desa Bulangan Haji Abdul Aziz mengatakan, tersangka tinggal bersama neneknya di desanya.

Namun, ia ikut isterinya ke salah satu desa di perbatasan antara kecamatan Pegantenan dan Kecamatan Batumarmar.

Setelah kejadian pemerkosaan, tersangka sudah tidak pernah lagi pulang ke rumah neneknya.

Padahal, Abdul Aziz sudah meminta kepada pihak keluarga, agar tidak menutup-nutupi keberadaan tersangka.

"Saya sudah datangi keluarganya. Saya ajak mereka agar segera menuntaskan kasusnya. Namun pihak keluarga mengatakan, tersangka tidak tahu berada di mana saat ini," kata Abdul Aziz saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/10/2018).

Baca juga: Polisi: Pelaku Pemerkosaan Anak Korban Bencana Sulteng Hanya Seorang

Abdul Aziz menambahkan, agar kasus tersebut tidak berlarut-larut dan tidak semakin menimbulkan persoalan baru, terutama dari pihak korban, pihaknya mengajak anggota keluarga tersangka agar melakukan komunikasi persuasif sebagaimana adat dan etika orang Madura.

Cara itu untuk meredam kemarahan keluarga korban.

"Ajakan saya ditolak, saya lepas tangan sekarang. Infonya, tersangka sudah ke Malaysia," imbuh Abdul Aziz.

Bahkan, kabar terakhir, isteri tersangka yang tengah hamil tua, sudah mengajukan gugat cerai. 

Abdul Mani, paman korban terus mendesak agar polisi segera menangkap pelaku.

Menurut Abdul Mani, polisi memiliki banyak cara dan banyak relasi untuk menangkap tersangka. Apalagi hanya melarikan diri ke Malaysia.

Pemerkosaan terhadap korban yang menyandang cacat fisik dan mental sejak lahir, dianggapnya bukan perbuatan manusia biasa. Bahkan menurutnya, sudah melebihi dari sifat binatang. 

"Tuntutan kami agar polisi segera menangkap pelaku dan menghukumnya sesuai dengan tingkat kriminalnya yang sudah tidak manusiawi," terang Abdul Mani.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pamekasan, Ajun Komisaris Polisi, Hari Siswo Suwarno mengaku kesulitan untuk menangkap tersangka. Polisi sudah mendatangi kelurga dan kerabat tersangka.

Bahkan teman-teman tersangka yang ada di HP tersangka yang tercecer saat melarikan diri usai melakukan pemerkosaan, juga tidak tahu tentang keberadaan tersangka.

"Kami tidak diam menangani kasus ini. Anggota terus melakukan pengintaian keberadaan tersangka. Namun jika sudah lari ke Malaysia, urusannya sudah agak panjang dan agak rumit," ujar Hari Siswo.

Kompas TV Banyak element masyarakat menilai kasus ini sangatlah tidak adil bagi korban, mereka banyak melakukan penolakan atas putusan pengadilan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com