Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Amin: Perangnya Santri "Zaman Now", Perang Ideologi yang Ancam NKRI...

Kompas.com - 24/10/2018, 11:25 WIB
Labib Zamani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin mengunjungi pondok pesantren (Ponpes) Al Muayyad Mengkuyudan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (24/10/2018).

Kedatangan Ma'ruf Amin diterima oleh pengurus Ponpes Al Muayyad, antara lain KH Abdul Rozaq Shofawi, KH Abdul Mu'id Ahmad, KH Muhammad Idris Shafawi dan KH Dian Nafi.

Dalam kesempatan itu, Ma'ruf Amin mengajak para santri untuk memaknai Hari Santri Nasional yang telah ditetapkan Presiden Jokowi.

Menurut dia, penetapan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2015 tersebut merupakan bentuk penghargaan dan kecintaan Presiden Jokowi terhadap santri.

Baca juga: Pesan Indah di Hari Santri Nasional, dari Jokowi hingga Prabowo

"Setelah 70 tahun, baru kemudian 22 Oktober 2015 kemarin dinyatakan sebagai Hari Santri Nasional oleh Bapak Presiden Jokowi," ungkap Ma'ruf Amin.

Hari santri inilah, sambung Ma'ruf, yang menginspirasi santri dan kiai untuk bangkit menjaga bangsa dan negara.

"Tantangannya beda. Kalau dahulu perang (kemerdekaan). Sekarang ini perangnya perang ideologi, pemahaman yang sedang mengancam keutuhan NKRI," jelas dia.

Perang ideologi dan pemahaman tersebut, kata Ma'ruf, misalnya gerakan separatis yang terjadi di Papua, Maluku dan lainnya. Gerakan tersebut telah mengancam keutuhan NKRI.

"Makanya, santri harus bangkit untuk menjaga keutuhan NKRI," pesannya.

Baca juga: Di Tasikmalaya, Maruf Amin Hadiri Peringatan Hari Santri Nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com