Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Zona Merah Rawan Bencana, Bengkulu Butuh Banyak Alat Deteksi Tsunami

Kompas.com - 24/10/2018, 07:43 WIB
Firmansyah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Kapolda Bengkulu Brigjen (Pol) Coki Manurung mengungkapkan Bengkulu masih membutuhkan sejumlah alat pendeteksi tsunami (buoy).

"Saat ini ada delapan alat deteksi tsunami milik BMKG kondisinya masih bagus tapi itu masih kurang perlu penambahan," kata Coki Manurung usai memimpin apel siaga bencana di Mapolres Bengkulu, Selasa (23/10/2018).

Kapolda Bengkulu menerangkan letak Bengkulu masuk dalam zona merah daerah rawan bencana, oleh sebab itu perlu dilakukan langkah antisipasi seperti kesiapan peralatan bencana.

"Apel seperti ini perlu dilakukan setiap bulan, agar kita tahu apa yang kurang dan akan melakukan apa disaat terjadi bencana," jelasnya.  

Baca juga: 7 Alat Pendeteksi Tsunami di Banyuwangi Rusak, 2 Alat Berfungsi

Tambah anggaran

Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menegaskan, pada 2019 akan ada penambahan anggaran secara signifikan pada bidang penanggulangan bencana daerah.

Termasuk juga, koordinasi lintas sektor terkait kesiapan peralatan antisipasi kebencanaan akan terus dilakukan.

"Lintas sektor bersinergi bersama, menentukan langkah antisipasi bencana. Pengadaan alat berat juga akan ditambah pada anggaran tahun depan," ujar Rohidin.

Dia menambahkan, pemerintah juga menganggarkan langkah mengedukasi masyarakat melalui simulasi terkait bencana, agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan sebelum dan setelah bencana terjadi.

Baca juga: Bantu Keluarga Miskin, Seorang Polisi di Bengkulu Kumpulkan Sampah

"Antisipasi dini secara langsung ke masyarakat juga terus dilakukan, untuk meminimalisir risiko dampak bencana," jelasnya.

Sebagai informasi, Apel siaga bencana tersebut diikuti sejumlah instansi vertikal dan sejumlah unsur seperti TNI, Polri, BPBD, Tagana, PLN, dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com