KOMPAS.com - Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) kemarin Senin (22/10/2018) berlangsung meriah.
Ribuan santri di sejumlah daerah di Indonesia menggelar berbagai macam acara. Tak ketinggalan para tokoh agama hingga politik pun berbaur untuk bersama-sama memperingati HSN tersebut.
Kompas.com mengungkap sejumlah pernyataan dan harapan dari para tokoh terkait Hari Santri Nasional:
Hari Santri telah ditetapkan untuk diperingati secara nasional melalui Keputusan Presiden RI No. 22 Tahun 2015.
Dalam pidatonya, Jokowi membahas soal peran besar ulama dan santri dalam perjuangan bangsa Indonesia.
"Sejarah mencatat peran besar para ulama dan santri pada masa kemerdekaan. Menjaga Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, memandu ke jalan kebaikan dan kemajuan," kata Jokowi di hadapan sekitar 10.000 santri yang hadir dari seluruh wilayah Jabar, Minggu (21/10/2018).
Menurut Jokowi, hingga saat ini tercatat ada 28.000 pondok pesantren yang tersebar di wilayah Indonesia.
"Saya menandatangani keputusan Presiden tentang Hari Santri. Sejak saat itu, kami memperingati Hari Santri pada 22 Oktober. Hal ini merupakan penghormatan dan rasa terima kasih negara kepada para alim ulama, para kiai, ajengan, dan para santri dan seluruh komponen bangsa yang mengikuti teladan alim ulama, ajengan da kyai," tuturnya.
Baca Juga: Hadiri Hari Santri Nasional, Jokowi Bahas Peran Ulama dan Santri
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengatakan, Hari Santri Nasional menjadi momentum peringatan atas jasa para ulama yang turut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
"Kiprah santri teruji dalam mengokohkan pilar-pilar NKRI berdasarkan Pancasila yang bersendikan Bhineka Tunggal Ika. Santri berdiri di garda depan membentengi NKRI dari berbagai ancaman," kata Said dalam pidatonya pada peringatan Hari Santri Nasional di Tugu Proklamasi, Jakarta, Minggu (22/10/2017).
Dukungan terhadap NKRI juga ditunjukan santri setelah Indonesia merdeka. Saat itu, para santri melalu NU menegaskan bahwa Indonesia tetaplah negara yang sah dalam Islam, namun bukan negara Islam, melainkan negara kesepakatan (Darul Ahdi).
Baca Juga: Ketum PBNU: Hari Santri Bukti Penghargaan Negara Terhadap Jasa Ulama
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto berharap santri berperan dalam melawan penyebaran kebencian dan hoaks.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.