Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Anggota TNI di Nabire Papua Tewas Dikeroyok

Kompas.com - 23/10/2018, 14:31 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Khairina

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com -Seorang anggota TNI dikeroyok sekelompok pemuda di Kampung Waroki, Distrik Nabire Barat, Kabupaten Nabire, Papua. Akibatnya, anggota TNI itu meninggal dunia dengan luka tebas di leher, Senin (22/10/2018) sekitar pukul 19.45 WIT.

Anggota Kodim 1705/Paniai bernama Sertu Surya Ganda Putra Silalahi, sebelum tewas, diketahui keluar dari rumahnya di Asrama Kodim 1705/Paniai menggunakan sepeda motor dalam rangka melaksanakan tugas pemantauan wilayah.

Akan tetapi, dalam perjalanan, ia dicegat sekelompok pemuda yang diketahui dalam pengaruh miras, yang langsung melakukan pengeroyokan.

Kapendam XVII/Cenderawasi, Kolonel Inf. Muhammad Aidi saat dikonfirmasi, Selasa (23/10/2018) mengungkapkan, sampai sejauh ini belum mengetahui motif pengeroyokan yang menewaskan seorang prajuritnya.

Aidi menjelaskan, dari data dan laporan yang mereka kumpulkan, peristiwa tersebut berawal sekitar pukul 17.30 WIT. Korban keluar dari rumah menggunakan sepeda motor dalam rangka melaksanakan tugas pemantauan wilayah.

Baca juga: TNI AL Dumai Gagalkan Penyelundupan 10.000 Ekor Baby Lobster ke Singapura

Lalu, pada pukul 19.30 WIT, lanjut Aidi, ketika korban melintas di lokasi kejadian atau sekitar 50 meter dari jembatan, terdapat sekelompok pemuda berjumlah 6-7 orang sedang nongkrong dan dalam pengaruh miras. Sebagian dari mereka membawa senjata tajam berupa golok atau parang.

"Mereka kemudian mencegat Sertu Surya sehingga terjadi percekcokan dan berlanjut pada tindakan pengeroyokan dan pembacokan menggunakan parang," katanya.

Aidi menambahkan, pada saat terjadi pengeroyokan dan pembacokan, korban masih berada di atas sepeda motor. Ia berupaya melakukan pembelaan diri dengan mengeluarkan tembakan peringatan. 

Namun, karena terdesak dan mengalami luka bacok di bagian leher, dalam suasana gelap ia memberikan tembakan melumpuhkan dan mengenai bagian dada dari salah seorang pembacok.

Aidi membeberkan, dari peristiwa tersebut, dua orang meninggal dunia, yakni Sertu Surya Ganda Putra dan seorang masyarakat atau pelaku pengeroyokan bernama Daud Oyom.

"Kami sangat menyayangkan kejadian ini, karena kesadaran hukum sebagian masyarakat kita khususnya di daerah-daerah masih sangat rendah. Kebiasaan masyarakat membawa senjata tajam ke mana-mana sehingga mudah sekali tersulut emosi untuk melakukan tindakan anarkis, main hakim sendiri dengan mengabaikan hukum positif," kata Aidi. 

"Kami bersama kepolisian masih berusaha mencari dan mengumpulkan keterangan terkait kasus ini. Kalau ada permasalahan mestinya tidak harus diselesaikan secara anarkis, mari kita menghormati hukum positif yang berlaku," lanjut Aidi.

Aidi mengimbau seluruh komponen masyarakat agar meninggalkan kebiasaan membawa senjata tajam kemana-mana. Karena, akan mengganggu keamanan dan ketenteraman masyarakat.

Dia menambahkan, polisi telah mengeluarkan larangan membawa senjata tajam maupun senjata lainnya, tetapi tentunya tidak hanya cukup dengan larangan dan pengawasan dari pihak keamanan.

Namun, dituntut kesadaran dari seluruh komponen masyarakat untuk taat hukum agar tercipta kondisi masyarakat yang aman, damai dan sejahtera.

"Selain itu, kebiasaan mengkomsumsi miras juga merupakan penyakit sosial masyarakat sebagai sumber terjadinya berbagai tindakan kriminal dan sangat meresahkan masyarakat," pungkasnya.

Kompas TV Siswa SD di Dusun Belubu, Desa Nagabayan, Sintang, Kalimantan Barat sangat antusias dengan kegiatan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com