Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Hari Santri Nasional, Pesan Jokowi hingga Hadir Bersama Jan Ethes

Kompas.com - 22/10/2018, 18:17 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ribuan santri memenuhi lapangan Gasibu, Jalan Diponegoro, Kota Bandung pada hari Minggu (21/10/2018). Meskipun Presiden Joko Widodo baru dijadwalkan hadir pada pukul 20.00 WIB, namun sejak pukul 16.00 WIB para santri sudah berdatangan dari sejumlah daerah.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo yang mengenakan sarung dengan setelah baju muslim putih dan mengenakan jas dan peci hitam, menyampaikan sejumlah pesan dalam pidatonya.Salah satunya tentang peranan ulama dan santri untuk kebesaran Indonesia.

Malam sebelumnya, pada hari Sabtu (20/10/2018), Jokowi sekeluarga turut menghadiri Apel Akbar Santri Nusantara di Kota Solo, Jawa Tengah.

 Inilah fakta lengkap saat Presiden Jokowi menghadiri acara terkait Hari Santri di Solo dan Bandung.

1. Ribuan santri padati Lapangan Gasibu, Kota Bandung

Ribuan santri saat berkumpul di Lapangan Gasibu Bandung, Jalan Diponegoro, untuk menghadiri peringatan Hari Santri Nasional, Minggu (21/10/2018).KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Ribuan santri saat berkumpul di Lapangan Gasibu Bandung, Jalan Diponegoro, untuk menghadiri peringatan Hari Santri Nasional, Minggu (21/10/2018).

Pada hari Minggu (21/10/2018), Presiden Jokowi menghadiri peringatan AHri Santri Lapangan Gasibu, Bandung.

Dalam acara tersebut, Jokowi mengajak para santri untuk turut berperan serta dalam memajukan bangsa Indonesia sama seperti para ulama-ulama terdahulu dalam masa perjuangan Indonesia.

"Sejarah mencatat peran besar para ulama dan santri pada masa kemerdekaan. Menjaga Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, memandu ke jalan kebaikan dan kemajuan," kata Jokowi dihadapan sekitar 10 ribu santri yang hadir dari seluruh wilayah Jabar.

Untuk itu, Presiden Jokowi menjelaskan alasan dirinya menandatangani Keputusan Presiden tentang penetapan Hari Santri pada 22 Oktober.

"Saya menandatangani keputusan Presiden tentang hari santri. Sejak saat itu kita memperingati hari santri pada 22 Oktober. Hal ini merupakan penghormatan dan rasa terima kasih negara kepada para alim ulama, para kiai, ajengan, dan para santri dan seluruh komponen bangsa yang mengikuti teladan alim ulama, ajengan dan kiai," katanya.

Baca Juga: Hadiri Hari Santri Nasional, Jokowi Bahas Peran Ulama dan Santri

2. Perbedaan pilihan politik tidak menjadi halangan bagi santri

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (kiri) saat mendampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Presiden Joko Widodo dalam acara puncak peringatakn Hari Santri Nasional di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Minggu (21/10/2018). KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (kiri) saat mendampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Presiden Joko Widodo dalam acara puncak peringatakn Hari Santri Nasional di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Minggu (21/10/2018).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan di depan ribuan santri di Bandung, perbedaan pilihan dalam politik adalah hal yang wajar. Asal perbedaan itu tak meretakkan nilai-nilai kesatuan dan persatuan.

"Para santri, beda pilihan enggak apa-apa. Namanya beda pilihan pada pesta demokrasi setiap lima tahun pasti ada. Tapi jangan sampai kita sesama muslim saling memfitnah, sesama bangsa setanah air, kita saling menjelekan," kata Jokowi.

"Tidak pernah dalam ajaran Islam diperbolehkan melakukan fitnah, mencela, menjelekan. Tapi biasanya itu fitnah muncul, mencela muncul, menjelekan muncul, menjelang pemilihan bupati, wali kota gubernur, presiden," tambahnya.

Baca Juga: Hari Santri Nasional, Ribuan Santri Padati Lapangan Gasibu Bandung

3. Jokowi ajak santri perangi hoaks

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com