Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Eman, Kiper Satu Kaki Terbaik Dunia: Diremehkan hingga Menangis Bukan Penghalang (2)

Kompas.com - 22/10/2018, 11:53 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

MAJALENGKA, KOMPAS.com — Eman Sulaeman (30) tak pernah menyangka seumur hidupnya bisa meraih penghargaan. Dia didapuk sebagai “Kiper Terbaik" dalam Kejuaraan Piala Dunia Tunawisma 2016.

Setelah tiba di Indonesia, dia juga menerima penghargaan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Olahraga Imam Nahrowi pada Haornas di Stadion Delta Sidoarjo, Surabaya. 

Semua capaian itu tidak didapatnya dengan mudah. Pasalnya, Eman hanya dikaruniai satu kaki yang sempurna sejak lahir. Kaki kirinya hanya mencapai lulut.

Dia sangat bersyukur, ketika semua berawal pada 22 tahun silam atau sekitar tahun 1996. Saat itu, Eman baru duduk di bangku kelas II SDN 1 Tegal Sari, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka.

Baca juga: Kisah Eman Sulaeman Jadi Kiper Terbaik Dunia Meski Hanya Punya Satu Kaki (1)

Saat sore tiba, Eman kerap kali diajak bermain sepak bola oleh kakaknya, Jaja (35). Eman terus memperhatikan Jaja dan teman-temannya saat bermain.

Lambat laun, Eman tertarik dan mulai berlatih. Kondisi fisik yang kurang sempat membuatnya kesulitan karena sepak bola adalah olahraga yang bertumpu pada kaki.

“Awalnya kesulitan karena kondisi fisik yang seperti ini. Tapi Kang Jaja selalu memotivasi dan mendidik saya agar tetap bagus bermain bola. Guru saya ya kakak saya,” ungkap Eman saat ditemui usai latihan di GOR. 

Untuk dapat berlari kencang, pria kelahiran 7 Februari 1988 ini menggunakan bantuan tangan kirinya. Sekali dua kali, dia merasa kesulitan dan kesakitan, tetapi Eman tak berhenti berlatih.

Eman Sulaeman, warga Desa Tegal Sari, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sedang melatih sejumlah siswa SD dan SMP bermain futsal di GOR Indorencana Maja, Minggu (12/9/2018). Dia dianugerahi penghargaan sebagai Kiper Terbaik dalam ajang Homeless World Cup 2016 di Glasgow, Skotlandia, pada 2016 silam. Eman hanya memiliki satu kaki.KOMPAS.com/MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Eman Sulaeman, warga Desa Tegal Sari, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sedang melatih sejumlah siswa SD dan SMP bermain futsal di GOR Indorencana Maja, Minggu (12/9/2018). Dia dianugerahi penghargaan sebagai Kiper Terbaik dalam ajang Homeless World Cup 2016 di Glasgow, Skotlandia, pada 2016 silam. Eman hanya memiliki satu kaki.
Menempa diri

Sebuah lapangan yang berada di belakang sekolah SD-nya adalah tempatnya menempa diri. Tempat itu juga menjadi saksi bisu dirinya berkali-kali jatuh bangun dan kerap dipandang berbeda oleh orang-orang sekitar.

Eman masih ingat saat tidak sedikit orang melihatnya sebelah mata. Sebagian dari mereka mengasihani Eman karena fisiknya. Satu dua orang juga melontarkan kata yang menurunkan semangatnya.

“Sebagian dari teman sendiri. Ya wajar, namanya juga anak kecil, mungkin maksudnya bercanda,” jawabnya dengan tenang.

Baca juga: Kisah Nursaka, Bocah SD yang Setiap Hari Bolak-balik Indonesia-Malaysia demi Sekolah di Tanah Air (1)

Menurut Eman, sedih hingga meneteskan air mata sudah biasa. Semua yang dialaminya selalu sirna saat curhat bersama ibu dan bapak di rumah. Keduanya memompa kembali semangat Eman dan menganggap Eman memiliki kemampuan yang sama seperti manusia berkaki normal.

Begitu pun kakaknya Jaja yang selalu pasang badan ketika Eman mendapat perkataan atau perlakuan tidak enak dari orang lain.

Berkat dukungan orang-orang terdekat, keinginan belajar Eman semakin tinggi. Dia terus belajar bersama Jaja secara otodidak hingga keduanya sering lupa waktu. Dia tidak ikut Sekolah Sepak Bola (SSB) karena tidak mampu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com