Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Eman Sulaeman Jadi Kiper Terbaik Dunia Meski Hanya Punya Satu Kaki (1)

Kompas.com - 22/10/2018, 09:33 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Roni mengajak Eman ke Bandung untuk ikut seleksi tim nasional Street Soccer Homeless World Cup 2016. Motivasinya, ingin mencoba, mencari pengalaman, menambah teman, dan juga sambil jalan-jalan main ke Bandung.

Eman mengikuti seleksi selama tiga hari, tes administrasi dan tes bermain yang bersaing ketat dengan lebih dari 100 orang dari berbagai provinsi di Indonesia. Eman asal Majalengka dan Wira Danu asal Bali terpilih dan dinyatakan lulus sebagai penjaga gawang dari total 12 orang yang dites menjadi kiper.

Baca juga: Kisah Mas Rinto, Tukang Bakso Berdasi yang Terinspirasi James Bond

Seleksi dan tantangannya, lanjut Eman, sangat berat. Dia juga menyadari, hanya dirinya yang mengalami kekurangan fisik di antara lebih dari 100 pemain. Namun Eman membuktikan, bahwa dirinya memiliki kemampuan sama dengan manusia berfisik normal.

Akhirnya 10 orang diberangkatkan untuk mewakili Indonesia ke Skotlandia dan menjalani latihan selama satu bulan. Mereka terdiri dari dua kiper, 6 pemain, 1 manager dan 1 pelatih.

Setelah pengumuman itu, Eman baru mengabarkan kepada bapak, ibu dan keluarganya bahwa dia akan berangkat ke Skotlandia untuk mewakili Indonesia dalam ajang HWC 2016.

“Mereka kaget, saat tahu saya lolos dan mau ke luar negeri. Kata ibu "mau ke luar neger, uangnya dari mana?". Saya menjelaskan dan ibu terharu dan nangis bangga,” kenang Eman.

Pertanyaan itu keluar dari ibunya karena menyadari kondisinya sebagai buruh tani yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap. Keduanya menyadari bahwa tidak akan pernah bisa membiayai Eman, apalagi untuk ke luar negeri yang membutuhkan biaya tidak sedikit.

Eman bersama timnas lolos di dua grup. Pertandingan pertama setelah melawan Meksiko, India, Argentina, Kamboja dan Burkina Faso, mereka lolos dengan posisi runner-up. Sementara pada pertandingan kedua melawan Portugal, Skotlandia, Denmark, Rumania, dan Costa Rika.

Langkah timnas terjegal saat melawan Meksiko di perempat final. Indonesia menduduki peringkat pemenang ketujuh setelah melawan Hungaria dan Eman ditetapkan sebagai kiper terbaik dalam ajang tersebut.

Baca juga: Cerita Nimatul Fauziah, Atlet Tuna Netra Peraih Perak Lawnball Asian Paragames 2018 (1)

Yang membuat Eman terharu adalah ketika keluarganya mengabarkan bahwa bapak dan ibunya menangis bangga saat melihat Eman dianugerahi penghargaan sebagai Kiper Terbaik dari ponsel temannya.

“Kan enggak ada di TV, jadi pakai HP teman. Setelah nonton, ibu bilang, 'Saya enggak nyangka, Eman sampe ke sana (luar negeri)',” ungkapnya.

Eman adalah satu-satunya pemain bola difabel di kejuaraan Piala Dunia Tunawisma 2016.

Eman tak pernah menyangka dia akan meraih penghargaan itu. Apalagi setiba di Indonesia, dia juga menerima penghargaan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Olahraga Imam Nahrowi pada Haornas di Stadion Delta Sidoarjo, Surabaya, pada 2016 silam. 

Semua capaian itu tidak didapatnya dengan mudah.

Sejak lahir, Eman hanya dikaruniai satu kaki yang sempurna. Kaki kirinya hanya mencapai lulut.

 

BERSAMBUNG: Kisah Eman Kiper Satu Kaki Terbaik Dunia, Diremehkan hingga Menangis Bukan Penghalang (2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com