Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Listrik hingga Jaringan Komunikasi di Daerah Terdampak Bencana Sulteng Mulai Pulih

Kompas.com - 21/10/2018, 12:36 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com - Beberapa fasilitas umum di sebagian besar wilayah terdampak bencana gempa dan tsunami Sulawesi Tengah sudah pulih. Hal ini tak lepas dari upaya percepatan pemulihan yang terus diintensifkan.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan sedikitnya 7 gardu induk listrik dan 2.086 gardu distribusi sudah dibangun. Kemudian sebanyak 45 unit penyulang, 70 dari 77 unit genset juga telah dioerasikan.

"Masyarakat sudah bisa menikmati pelayanan listrik 95 persen," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan pers tertulis, Sabtu (20/10/2018).

Sutopo mengatakan, hanya ada beberapa daerah yang belum maksimal menerima pasokan listrik, seperti di Kabupaten Donggala meliputi sebagian Kecamatan Sindue, Balaesang, Tanjung, dan Sirenja.

Baca juga: Korban Tewas Gempa dan Tsunami Palu Bertambah, Kini Tercatat 2.113 Orang

"Di daerah tersebut perlu dioperasikan genset dan pemasangan instalasi listrik di lokasi pengungsi," ucap Sutopo.

Supoto melanjutkan jaringan komunikasi di Kota Palu dan sekitarnya sudah normal. Tercatat sebanyak 96,1 persen dari 3.519 unit BTS telah berfungsi kembali.

"Jaringan Telkomsel telah pulih 100 persen," ungkap Sutopo.

Kemudian untuk layanan bahan bakar minyak (BBM), lanjut dia, sebanyak 25 SPBU telah beroperasi di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong. Adapun pasokan BBM dibantu dengan 13 unit mobil tangki dengan dispenser.

"Distribusi melalui 40 truk tangki BBM dengan mengerahkan 132 relawan operator SPBU," imbuh dia.

Baca juga: Renungan Tsunami Palu, Medsos dan Lagu Nina Bobo Bisa Selamatkan Nyawa

Bahkan, geliat perekonomian juga berangsur-angsur normal kembali. Sebanyak 25 pasar daerah, 3 pasar tradisional, 3 pasar swalayan, dan 17 perbankan telah kembali beroperasi. Termasuk pelayanan pendidikan yang sempat terhenti juga sudah mulai berjalan.

"Sekolah darurat telah dijalankan meski masih ada kekurangan tenda darurat dan sarana prasarana pendidikan dan belum semua siswa masuk sekolah," tutur Sutopo.

Masa tanggap darurat bencana di Sulawesi Tengah masih diberlakukan hingga 26 Oktober 2018. Untuk itu, sektor yang paling mendasar harus segera ditangani meliputi pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pelayanan medis, perbaikan infrastruktur dasar, dan normalisasi kehidupan masyarakat.

"Kebutuhan mendesak untuk pemenuhan kebutuhan pengungsi dan masyarakat terdampak masih diperlukan hingga saat ini, seperti beras, gula, makanan bayi, susu anak, susu ibu hamil, kantong plastic, tenda, selimut, perlengkapan sekolah, penerangan dan sebagainya," papar Sutopo.

Kebutuhan yang tidak kalah penting adalah pembangunan MCK/sanitasi, terlebih menjelang musim penghujan saat ini. ??Sementara pembangunan hunian sementara dan tenda-tenda terus dilakukan untuk pengungsi. (K11-11)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com