Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMP di Parepare Harus Dirawat Usai Ditinju Guru Olahraga

Kompas.com - 20/10/2018, 22:29 WIB
Suddin Syamsuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

PAREPARE, KOMPAS. Com – YF, pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Kota Parepare, Sulawesi Selatan, terbaring lemas di rumahnya setelah diduga dipukul guru olahraganya saat bermain basket. YF sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Sumantri selama lima hari setelah ditinju si guru tepat di uluhatinya.

Siswa itu mengalami pembengkakan di bagian perut. Kini Yf dirawat jalan di rumahnya. Kejadian itu sempat tak dilaporkan orangtua korban karena tak tahu harus berbuat apa. 

“Mirip pukulan petinju kelas dunia, guru olahraga saya sendiri memukul saya tepat di uluhati. Saat itu juga saya merasakan sesak. Saya menangis dan terdiam karena sakit. Eh... malah saya kembali dianggap mengolok-olok dirinya. Pak guru kemudian mengeluarkan kata-kata kasar,“ kata YF, Minggu (20/10/2018).

Baca juga: Menteri PPA: Tidak Boleh Ada Kekerasan Terhadap Anak!

Kejadian itu kemudian dilaporkan Azhar Zulfurqan, kuasa hukum keluarga korban ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Parepare, Sulawesi Selatan. Tiga saksi pelajar SMP Negeri 2 Parepare telah diintorgasi polisi atas kejadian itu.

Polisi belum memeriksa korban. Alasannya, korban belum bisa datang ke kantor polisi. Polisi juga telah menjadwalkan pemanggilan oknum guru.

“Kejadian itu membuat klien kami pernah dirawat secara intensif di rumah sakit karena mengalami sesak dan pembengkakan di bagian uluhati yang diduga dipukul oleh oknum guru,“ kata Azhar.

Azhar juga heran, di sekolah yang telah disematkan sekolah ramah anak oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, tahun 2016, masih ada pelajar yang mendapatkan perlakuan kasar dari tenaga pendidik.

“Sekolah tersebut pernah mendapatkan penghargaan sebagai sekolah ramah anak. Selain itu baru-baru ini Kota Parepare juga mendapatkan penghargaan sebagai kota layak anak oleh Kementrian PPA pada peringatan Hari Anak Nasional bulan Juli lalu di Surabaya. Saya heran Kota yang tinggi kekerasan anak mendapatkan dua penghargaan yang demikian besar,“ kata Azhar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com