Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadiri Apel Akbar Santri Nusantara, Presiden Jokowi Ajak Cucunya

Kompas.com - 20/10/2018, 22:17 WIB
Labib Zamani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Lantunan selawat berkumandang menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Benteng Vastenburg Solo, Jawa Tengah, Sabtu (20/10/2018) malam.

Presiden Jokowi tiba di Benteng Vastenburg pukul 19.00 WIB didampingi Ibu Negara Iriana, para menteri Kabinet Kerja, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Forkopimda Jateng, dan Wali Kota Surakarta.

Presiden Jokowi masuk melalui pintu utama benteng disambut para santri dan santriwati dari barbagai pondok pesantren (ponpes) di seluruh Nusantara yang hadir.

Kedatangan Presiden Jokowi untuk menghadiri apel akbar Santri Nusantara ini menarik perhatian para santri.

Pandangan mereka tertuju pada sosok cucu Presiden, Jan Ethes Srinarendra, yang turut serta malam ini.

Jan Ethes Srinarendra adalah cucu pertama Presiden Jokowi anak dari pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Selvi Ananda.

Terkait acara malam ini, Ketua PP Robitah Ma'ahad Islamiyah Nahdlatul Ulama H Abdul Ghoffar Rozin (Gus Rozin) mengatakan, santri yang hadir dalam Apel Akbar Santri Nusantara memperingati Hari Santri Nasional.

Mereka yang hadir berjumlah sekitar 48.000 orang dari berbagai pondok pesantren di wilayah Jateng dan perwakilan dari berbagai daerah diTanah Air.

Apel akbar diselenggarakan sebagai peneguhan komitmen kaum santri dalam menjaga berdirinya NKRI.

"Hari Santri Nasional ini adalah sebuah pengakuan pemerintah bahwa pesantren, sumbangan para santri adalah bagian dari sejarah bangsa Indonesia," kata Gus Rozin. 

"Ada beberapa tantangan yang dihadapi bangsa ini yakni dalam menghadapi ideologi yang mengancam eksistensi NKRI. ISIS dan sekelompok organisasi yang menjadikan radikalisme dan terorisme harus kita lawan. Santri jarus senantiasa menjadi pioner dalam mewujudkan perdamaian dunia," lanjut dia.

Penghargaan terhadap santri

Presiden Jokowi mengatakan, Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober merupakan bentuk penghargaan pemerintah terhadap peran para santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

"Sejarah telah mencatat peran besar para ulama, kiai, santri dalam masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, dalam menjaga NKRI, Bhineka Tunggal Ika, dan sellau memadu jalan kebaikan, kebenaran dan kemajuan," kata Jokowi.

Jokowi mengajak para santri untuk menjaga dan mencintai Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, bahasa daerah, adat, dan ras.

"Perbedaan-perbedaan itu mengharuskan kita untuk saling kenal, mengenal, menghargai, menghormati di antara kita, antar suku, antar agama, antar adat yang memang berbeda-beda," ujar Jokowi.

"Jangan sampai ada saling ejek di antara kita, antar daerah saling ejek, antar suku saling ejek tidak boleh, antar agama saling mencela juga tidak boleh. Karena aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan," kata Jokowi.

Jokowi meminta kepada para santri untuk menjaga ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah Wathaniyah. Hal ini agar persatuan, persaudaraan dan kerukunan tetap ada di Indonesia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com