Namun, tumbuhnya keakraban dengan bencana alam tidak berarti menerima hilangnya nyawa, kecacatan, luka-luka dan hancurnya tempat tinggal menjadi mudah. Justru, hal-hal ini membuat kita bertambah mengerti tentang pentingnya keyakinan dan keteguhan dalam beragama di Indonesia–terutama di Jawa.
Dengan kemungkinan kematian yang terasa begitu dekat, kita perlu selalu memanjatkan doa. Kita tidak bisa menyerah begitu saja. Tidak ada yang dapat memprediksi apakah bencana alam selanjutnya akan menjadi yang terakhir.
Dan melalui gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, alam kembali menunjukkan kekuasaannya saat sejumlah daerah di Palu berubah menjadi lumpur cair, menelan ribuan warga, rumah, gereja, dan masjid seperti pasir hisap.
Pada dasarnya, gerakan tektonik mengeluarkan guncangan yang merenggangkan permukaan tanah dan seketika mengubahnya menjadi lunak. Permukaan yang sebelumnya padat berubah menjadi tsunami tanah yang melahap seluruh pemukiman warga.
Bidang-bidang tanah terbawa kacaunya arus dan akhirnya bermuara ratusan meter dari tempat asalnya. Alam kini memiliki trik baru yang mematikan, likuefaksi.
Bila Anda tinggal di sekitar Cincin Api Pasifik, keyakinan Anda tidak boleh goyah sebab tidak ada yang dapat memprediksi bencana alam apa yang selanjutnya akan terjadi. Namun sebanyak apapun kita belajar, alam akan selalu menundukan kita makhluk hidup menjadi layaknya seorang pemohon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.