Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Aryanti, Atlet Lari Peraih 2 Medali Perak Asian Para Games (1)

Kompas.com - 20/10/2018, 15:41 WIB
Labib Zamani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Bangga bercampur haru masih menyelimuti hati Ni Made Aryanti Putri (22), salah satu atlet disabilitas dari cabang olahraga (cabor) lari nomor 100 meter dan 400 meter T13 putri.

Aryanti bangga bisa membentangkan Sang Merah Putih saat Asian Para Games yang berlangsung di Jakarta pada awal Oktober 2018.

Gadis asal Banjar Lantangidung, Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali ini, mempersembahkan dua medali perak untuk Indonesia.

Saat ditemui Kompas.com di UNS Solo, Sabtu (20/9/2018), putri kedua dari pasangan I Nyoman Setiawan dan Ni Made Suri, menceritakan perjuangannya mengikuti Asian Para Games 2018.

Ia terpaksa tidak mengikuti kuliah selama 10 bulan untuk menjalani pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di Solo.

Baca juga: Harapan Nanda Mei, Atlet yang Gagal Ikut Asian Para Games karena Cedera Jelang Tanding

"Selama 10 bulan saya tidak mengikuti kuliah karena ikut Pelatnas. Begitu tahu saya dapat medali perak, orangtua saya bangga dan senang. Katanya perjuangan saya tidak sia-sia. Semua di luar dugaan dari awal targetnya medali perunggu," kata Aryanti.

Di nomor lari 100 meter, Aryanti bersaing melawan atlet lari dari berbagai negara Asia. Aryanti meraih perak setelah berhasil menduduki peringkat kedua pada babak final.

Sementara, untuk lari nomor 400 meter, Aryanti juga menempati posisi kedua, setelah pelari asal Jepang.

"Di nomor lari 400 meter juara pertama dari Jepang. Karena track record-nya (rekam jejak) Jepang ini bagus. Juara keduanya saya (Indonesia) dan ketiga Iran," kata dia.

Mahasiswi jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah ini, menjelaskan, keberhasilannya di Asian Para Games 2018 juga berkat dukungan civitas akademika UNS dan National Paralympic Commitee (NPC).

Baca juga: Sang Pencipta G-SHOCK Kikuo Ibe Bersuara untuk Atlet Para Games RI

Dari prestasi yang diraihnya, Aryanti mendapat bonus dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sebesar Rp 1 miliar.

Ia mengaku masih bingung untuk mengalokasikan penggunaan uang bonus tersebut.

"Masih shock, karena jumlahnya terlalu banyak. Bingung uang itu mau digunakan untuk apa nanti. Belum ada rencana sama sekali. Masih terlalu kecil aku mempunyai uang sebanyak itu," kata dia.

Low vision sejak lahir

Gadis berkaca mata ini bercerita, ia menderita low vision sejak lahir.

Aryanti pernah tiga kali menjalani operasi, dua di Bali dan sekali di Australia. Saat menginjak usia delapan tahun, Aryanti mengalami perlakuan yang tidak nyaman.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com