SOLO, KOMPAS.com - Bangga bercampur haru masih menyelimuti hati Ni Made Aryanti Putri (22), salah satu atlet disabilitas dari cabang olahraga (cabor) lari nomor 100 meter dan 400 meter T13 putri.
Aryanti bangga bisa membentangkan Sang Merah Putih saat Asian Para Games yang berlangsung di Jakarta pada awal Oktober 2018.
Gadis asal Banjar Lantangidung, Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali ini, mempersembahkan dua medali perak untuk Indonesia.
Saat ditemui Kompas.com di UNS Solo, Sabtu (20/9/2018), putri kedua dari pasangan I Nyoman Setiawan dan Ni Made Suri, menceritakan perjuangannya mengikuti Asian Para Games 2018.
Ia terpaksa tidak mengikuti kuliah selama 10 bulan untuk menjalani pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di Solo.
Baca juga: Harapan Nanda Mei, Atlet yang Gagal Ikut Asian Para Games karena Cedera Jelang Tanding
"Selama 10 bulan saya tidak mengikuti kuliah karena ikut Pelatnas. Begitu tahu saya dapat medali perak, orangtua saya bangga dan senang. Katanya perjuangan saya tidak sia-sia. Semua di luar dugaan dari awal targetnya medali perunggu," kata Aryanti.
Di nomor lari 100 meter, Aryanti bersaing melawan atlet lari dari berbagai negara Asia. Aryanti meraih perak setelah berhasil menduduki peringkat kedua pada babak final.
Sementara, untuk lari nomor 400 meter, Aryanti juga menempati posisi kedua, setelah pelari asal Jepang.
"Di nomor lari 400 meter juara pertama dari Jepang. Karena track record-nya (rekam jejak) Jepang ini bagus. Juara keduanya saya (Indonesia) dan ketiga Iran," kata dia.
Mahasiswi jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah ini, menjelaskan, keberhasilannya di Asian Para Games 2018 juga berkat dukungan civitas akademika UNS dan National Paralympic Commitee (NPC).
Baca juga: Sang Pencipta G-SHOCK Kikuo Ibe Bersuara untuk Atlet Para Games RI
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.