Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditinggal Demo, Siswa SMA-SMK di Mimika Curhat Nasib Guru Mereka

Kompas.com - 19/10/2018, 10:16 WIB
Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TIMIKA, KOMPAS.com - Sudah dua hari ini ribuan siswa SMA - SMK di Mimika, Papua, tidak mendapatkan pelajaran di sekolah. Hal ini lantaran guru mereka sedang mogok mengajar karena hak mereka berupa gaji sejak Januari - Oktober 2018 tak dibayarkan.

Para siswa ini berharap, pemerintah daerah dapat membayar hak guru mereka, sehingga mereka bisa kembali belajar di sekolah seperti biasanya.

Seperti yang diungkapkan Josua Alfian Rumkorem, Siswa SMK Negeri 1 Kuala Kencana.

Josua mengaku, saat pagi hari, Kamis (18/10/2018) ia bersama teman-temannya ke sekolah namun tak ada satupun guru mereka. Mereka pun terpaksa pulang ke rumah masing - masing.

Baca juga: Pertemuan Tak Buahkan Hasil, Mogok Guru SMA-SMK di Mimika Berlanjut

Sebelumnya, kata dia, pada Rabu (17/10/2018) di hari pertama mogok guru, mereka sempat diberi tugas, tetapi tanpa penjelasan materi sama saja mereka tidak akan mengerti.

Dia pun berharap pemerintah daerah segera membayar hak-hak guru mereka agar mereka tidak ikut menjadi dikorbankan karena tidak adanya aktivitas belajar mengajar.

“Kalau bisa pemerintah cepat selesaikan masalah ini biar guru kami bisa kembali mengajar,” kata dia.

Hal senada disampaikan Jemz Toto yang juga siswa SMK Negeri 1 Kuala Kencana.

Kata dia, mogok mengajar yang dilakukan para guru tentu sangat merugikan dirinya dan teman-temannya.

Dia mengaku, kegiatan ekstrakulikuler dance yang diikutinya juga ikut terhenti karena guru pembimbingnya ikut mogok mengajar.

Baca juga: Mogok Guru SMA-SMK di Mimika Berlanjut, Para Kepsek Gelar Rapat

Ditambah lagi, dia sangat menyesal karena tidak dapat mengikuti lomba dance yang diadakan provinsi karena baru tiga hari latihan, mereka sudah tidak bisa melanjutkan latihan.

“Provinsi ada mengadakan lomba dance dan pidato, dan kami ikut lomba dancer. Tapi baru tiga hari latihan guru-guru mogok," kata dia.

Prihatin

Dengan kondisi guru mereka, dia pun merasa prihatin, sehingga dia tidak mempersalahkan guru mereka mogok mengajar karena menuntut hak-haknya.

Dia pun melihat seakan ada ketidakadilan yang dialami para guru, karena seolah-olah pemerintah sangat susah untuk membayar hak mereka. Padahal, hasil keringat para guru ini tidak sebanding dengan pengabdiannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com