Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Baru Bencana Sulteng, Kekurangan Makanan Bayi hingga Akses Jalan Terputus

Kompas.com - 18/10/2018, 15:25 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasokan bantuan kepada korban bencana gempa di Kabupaten Sigi tersendat.

Warga korban bencana di beberapa desa di Kecamatan Kulawi, Sigi, masih kekurangan bantuan. Hal tersebut dikarenakan akses jalan yang rusak dan sulit untuk ditembus.

Selain itu, polisi masih mendalami video tentang seorang korban terseret lumpur di Petobo yang menjadi viral di media sosial.

Berikut ini fakta terbaru gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

1. Akses jalan terputus, korban gempa di Kulawi kekurangan bantuan

Puing-puing reruntuhan rumah warga Jono Oge Kabupaten Sigi akibat diguncang gempa bermagnitudo 7.4KOMPAS.COM/ROSYID AZHAR Puing-puing reruntuhan rumah warga Jono Oge Kabupaten Sigi akibat diguncang gempa bermagnitudo 7.4

Korban gempa bumi di Kecamatan Kulawi, kabupaten Sigi Biromaru, kekurangan bantuan. Longsor telah membuat akses menuju Kecamatan Kulawi dari Kota Palu, terputus.

“Kondisi Kulawi saat ini sangat kritis dengan sangat sedikitnya bantuan yang masuk diakibatkan akses jalan yang terputus akibat longsor, sementara ratusan warga perlu penanganan medis,” kata Koordinator relawan kegawatdaruratan atau Public Safety Center (PSC) 119, dr Andi Fadly, Rabu (17/10/2018).

Selain itu, para korban sangat membutuhkan obat-obatan, air bersih dan tenda darurat. Saat ini, mereka tinggal di tenda pengungsian yang kondisinya memprihatinkan.

“Warga masih trauma dan sakit. Dalam sehari, kami menangani pasien 300-500 orang per dusun akibat gempa bumi termasuk para bayi,” ujarnya.

Baca Juga: Jalan Terputus Longsor, Korban Gempa Sigi Butuh Bantuan Logistik

2. Korban bencana di Palu membutuhkan makanan tambahan bayi

“Saya punya anak balita, tidak mungkin setiap hari makan mi instan,” kata Sita (42), warga Palupi, Kota Palu, Kamis (18/10/2018).

Selain Masita, Titi (36), warga Kelurahan Layana, tampak kebingungan mencari makanan tambahan bagi buah hatinya, khususnya susu bayi.

Titi memiliki bayi yang membutuhkan susu formula sebagai pendamping karena bayinya sudah lebih dari 6 bulan.

Sementara itu, salah satu pegawai Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Talise, Sita, mengatakan, di tempatnya bekerja tidak tersedia makanan tambahan bayi dan anak balita, sehingga ia harus mencari di luar.

“Memang tidak dianjurkan susu formula untuk bayi, namun bagaimana dengan kondisi yang serba terbatas ini,” kata Titi.

Baca Juga: Warga Korban Gempa Palu Cari Makanan Tambahan untuk Bayi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com