Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Kering, Waduk dan Situ di Jawa Barat Hentikan Pengairan Sawah

Kompas.com - 17/10/2018, 18:25 WIB
Windoro Adi,
Heru Margianto

Tim Redaksi


INDRAMAYU, KOMPAS.com – Pengelola Waduk Jati Gede, Sumedang, Waduk Dharma Kuningan, Situ Pathok, Kabupaten Cirebon, menghentikan suplai airnya karena persediaan air sudah mencapai tampungan mati (dead storage).

Persediaan air di Situ Sedong, Kabupaten Cirebon, bahkan sudah habis. Beruntung, dalam siklus musim kering tiga tahun sekali ini, kalangan petani sudah dua kali memanen. Memasuki musim kering, mereka umumnya menanam padi gadu (sawah tadah hujan), atau palawija.

“Waduk Jati Gede sudah sejak pekan lalu menghentikan suplai airnya ke lahan sawah di Indramayu seluas 61.750 hektar. Petani yang disiplin tidak akan menanam jenis padi yang membutuhkan pengairan normal di musim kering. Mereka akan menanam padi gadu atau palawija yang membutuhkan sedikit air,” ungkap Wakil Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan Indramayu, Sutatang, saat dihubungi, Rabu (17/10/2018).

Menurut dia, tahun 2018 adalah siklus musim kering tiga tahun sekali. Musim kering sebelumnya adalah tahun 2012, dan 2015.

“Musim kering tahun ini masih lebih ringan dibandingkan tahun 2012 dan 2015. Tahun 2012 musim kering paling parah, Situs Pathok di Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon ini, kering tanpa air tampungan mati. Kami tak bisa berbuat apa apa karena tuntutan petani terhadap air situ,” tambah petugas monitoring lapangan Situ Pathok, Nuryaman, saat di temui di Situ Pathok, Selasa (16/10/2018).

Situ Pathok menghentikan suplai airnya, Selasa. Di hari yang sama, Waduk Dharma juga menghentikan suplai airnya.

“Sesuai jadwal, hari Selasa, suplai air dihentikan,” kata petugas monitoring lapangan Waduk Dharma, Ahmad Mansu’bun, yang ditemui di Waduk Dharma, Senin (15/10/2018).

Pemandangan di Waduk Dharma, Kuningan, Jawa Barat, Selasa (16/10/2018). Tampak dua pulau di sisi kiri hingga tengah waduk sudah menyatu. Hal itu menandai surutnya permukaan air waduk.KOMPAS/WINDORO ADI Pemandangan di Waduk Dharma, Kuningan, Jawa Barat, Selasa (16/10/2018). Tampak dua pulau di sisi kiri hingga tengah waduk sudah menyatu. Hal itu menandai surutnya permukaan air waduk.

Ia menjelaskan, tampungan mati Wadhuk Dharma sebesar 7,5 juta meter kubik (M3). Volume air Senin itu masih 14,4 juta M3.

“Tahun 2012 menjadi musim kering paling parah. Di hari dan bulan yang sama dengan sekarang, persediaan air sudah mencapai titik tampungan mati,” ujar Ahmad.

Waduk Dharma, lanjutnya, mengairi 6.697 hektar sawah di Kuningan, dan 22.060 hektar sawah di Cirebon.

Situ Pathok, lanjut, Nuryaman, mengairi sawah seluas 1.365 hektar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Mundu, Kecamatan Astana Japura, dan Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon.

Pengamatan Kompas, situ yang dibangun tahun 1921 tersebut Selasa siang tampak mendangkal. Sebagian permukaan situ seluas 175 hektar itu tertutup endapan tanah.

Volume air maksimal di situ tersebut, 14 juta M3, dengan tingkat elevasi maksimal 32,20 MDPL. Tampungan mati situ tersebut sejuta M3 dengan tingkat elevasi, 22,71 MDPL.

Sumber air waduk ini berasal terutama dari Kali Cikramat, dan Kali Selang.

“Karena terjadi banyak kerusakan di hulu kedua sungai, maka debit air ke situ ini semakin sedikit. Seperti tertera pada tulisan di dinding tanggul, situ ini dulu mengairi irigasi Argasunya untuk 1.117 hektar sawah, dan irigasi Luwung untuk sawah seluas 1.034 hektar, tetapi sekarang hanya mengairi 175 hektar sawah,” ungkap Nuryaman.

Petugas monitoring lapangan Situ Sedong, Indra, yang dihubungi terpisah, Senin (15/10/2018) mengatakan, volume air pada titik tampungan mati Situ Sedong 200.000 M3, sedang volume maksimal, 1.991.000 M3.

“Tadi pagi (maksudnya Senin pagi), situ sudah kering,” ujarnya. Situ ini, lanjutnya, mengairi 629 hektar sawah di Kecamatan Sembung, Kecamatan Susukan, dan Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon.

Ia mengatakan, keringnya Situ Sedong saat ini tidak terlalu memengaruhi hasil panen petani, jika petani disiplin.

“Kan sudah diatur, panen pertama dan panen kedua pada musim basah dan musim normal, sedang pada musim kering petani diminta menanam padi gadu atau palawija,” ucap Indra. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com