Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkenalkan Ari Ichlas Niate, Pembuat Mesin Pengolah Kopi dari Gayo

Kompas.com - 17/10/2018, 09:50 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BENER MERIAH, KOMPAS. com - Perkembangan industri kopi di Indonesia terus berkembang. Kebutuhan alat industri proses paskapanen untuk mengolah si emas merah seperti mesin penyangrai atau roasting juga terus meningkat.

Itulah yang menjadi insiprasi Ari Ichlas Niate (22 ), owner Atu Singgih Coffee Shop di Pante Raya, Bener Meriah, Aceh,  dalam membuat mesin olahan kopi seperti mesin penyangrai (roasting) dan pengupas biji kopi (huller).

Kedua mesin itu memang terus menjadi perhatian para pegiat kopi di Dataran Tinggi Gayo, Aceh, tempat penghasil Kopi Arabika terbesar di Asia.

Menurut Ari, roasting dan huller yang di beri merk Naga Mas Baru, merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan para pegiat kopi di Aceh pada umumnya.

Baca juga: Kopi Gayo dan Cita Rasa yang Tak Konsisten

"Mesin yang kami buat tidak kalah saing dari sisi kualitas dengan para pembuat mesin yang sama yang ada di luar Aceh," kata Ari, saat disambangi Kompas.com di kediamannya, Selasa (16/10/2018).

Lebih sempurna

Harga mesin roasting dan huller di Indonesia kata dia, saat ini tergolong murah, namun belum efesien.

Seperti masih digunakannya bahan bakar gas dan untuk roasting masih tidak konsisten untuk level penyanggraian.

"Penyangraian itu tergantung seorang roaster, namun dari hasil pengembangan riset kami di pulau Jawa, banyak mesin yang masih memiliki sejumlah kelemahan dalam banyak hal," ucapnya.

Melihat itu lanjut Ari, dirinya berpikir untuk membuat roasting dan huller lebih sempurna.

Baca juga: Kopi Indonesia Mendunia, Jokowi Minta Ada Program Studi Khusus Kopi

Ia menjelaskan, yang terpenting dalam membuat kedua jenis mesin itu adalah balon atau drum roasting.

Menurutnya, ada pembuat mesin yang menggunakan balon tebal maupun tipis. Guna dari balon itu adalah untuk menjaga kontaminasi api terhadap kopi.

"Kalau terkontaminasi, makin akan ada yang berubah, seperti citarasa," sebutnya.

Di zaman dahulu terang Ari, menyangrai kopi dengan cara tradisional misalnya dengan tanah liat, masih menjaga kontaminasi dimaksud.

Sehingga, di zaman teknologi sekarang diperlukan penyangraian yang modern, sehingga dapat membantu para roaster menyangrai kopi dengan cara yang digunakan pada zaman dahulu.

"Sehingga terpikirlah saya untuk menciptakan mesin roasting untuk memudahkan para roaster maupun pegiat kopi lebih profesional dan sesuai standar yang diinginkan. Sehingga jadilah roasting yang kami buat di tanah Gayo," terangnya.

Banyak pemesan

Namun Ari mengakui, mesin yang dibuatnya masih mengalami kendala dari segi material yang sulit didapatkan di Indonesia. Sehingga produksi kedua jenis mesin belum dipasarkan secara luas.

"Material yang sulit diperoleh seperti drum, burner. Karena minat material itu masih memiliki peminat yang sedikit di Indonesia. Jadi saya melakukan riset kepada orang-orang pembuat roasting maupun huller, agar mendapatkan kemudahan informasi terhadap keberadaan material tersebut," papar Ari.

Baca juga: Konservasi Kopi, Cara Petani Boyolali Cegah Erosi dan Longsor

Selama ini dirinya baru dapat memproduksi tujuh unit mesin, yakni dua unit huller dan lima roasting. Masing-masing di pesan oleh pelaku industri kopi olahan dari berbagai daerah di tanah air, seperti Kalimantan dan Medan dan di Aceh.

"Kita juga sudah memproduksi puluhan pulper atau mesin pengupas kulit kopi. Mesin itu sudah dipesan beberapa koperasi dan petani yang ada di Aceh Tengah dan Bener Meriah, Alhamdulillah dapat membantu masyarakat dalam memproduksi kopi olahan," ungkap Ari.

Saat ini mesin roasting buatannya dijual seharga Rp 20 juta hingga Rp 50 juta. tergantung jumlah kilogram yang dipesan. Sementara untuk mesin huller dihargai sebesar Rp 5 juta hingga Rp 15 juta.

"Saat ini kami secara perlahan terus memproduksi kedua jenis mesin ini, dengan bantuan sejumlah pihak," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com