Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewan Tolak Tol Bawen-Yogyakarta, Ini Respons Ganjar Pranowo

Kompas.com - 16/10/2018, 21:42 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Panitia Khusus (Pansus) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DPRD Provinsi Jawa Tengah menolak rencana pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta.

Penolakan karena jalan tol sepanjang 75 km itu dinilai melanggar RTRW.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merespons penolakan tersebut. Ganjar mengaku menghormati putusan dewan.

Namun ia akan terlebih dulu berkonsultasi dengan pemerintah pusat terkait penolakan dari dewan.

"Kalau DPRD sudah memutuskan seperti itu secepatnya kami konsultasi dengan pusat untuk melakukan sinkronisasi dan harmonisasi," kata Ganjar saat dimintai tanggapan, Selasa (16/10/2018).

Baca juga: Tak Sesuai RTRW, Dewan Tolak Pembangunan Tol Bawen-Yogyakarta

Ganjar tidak keberatan jika dewan memutuskan menolak proyek strategis nasional. Namun, penolakan harusnya disertai dengan alternatif solusi.

Jika memang ada solusi lain dan disepakati bersama, Ganjar akan mengikuti hal itu. Namun jika tidak ia keberatan.

"Kalau seandainya dengan berbagai pertimbangan, dan ada alternatif lain terkait program tol saya tidak keberatan," tambahnya.

Sejumlah alasan dikemukakan dewan soal ketidaksetujuan proyek itu. Salah satunya proyek tol Bawen-Yogyakarta terlalu mahal karena investasinya yang mencapai Rp 12 triliun.

Dewan membandingkan dengan reaktivasi rel kereta api di jalur yang sama yang hanya menguras Rp 2 triliun. Sisa anggaran bisa dialihkan untuk reaktivasi rel kereta Semarang-Rembang.

Ganjar akan mempertimbangkan alasan-alasan dari dewan. Namun, pemerintah punya argumen penguat tersendiri.

Baca juga: Ganjar Perjuangkan Desa Miliki 5 Persen Saham Proyek Tol Bawen-Yogyakarta

"Kalau diusulkan kereta, ok. Apakah (kebijakan) kereta didorong tidak?. Atau adakah alternatif lain misalnya penetapan lokasi yang beda," tandasnya.

Terkait penolakan dewan, gubernur akan membawa masalah ini ke pertemuan Musrenbang antarprovinsi di Yogyakarta, Rabu (17/10/2018).

Sebelumnya, ketua Pansus Raperda RTRW DPRD Jawa Tengah Abdul Azis menolak rencana pembangunan itu.

Dewan meminta pemerintah agar fokus mengoptimalkan pembangunan berbasis transportasi massal di jalur itu, ketimbang membangun jalan tol.

“Menghapus pembangunan jalan tol Bawen-Yogya akan menyelamatkan lahan basah atau lahan pertanian seluas 350 Hektar,” kata Azis, Selasa (106/10/2018).

Dijelaskan Azis, ada beberapa keuntungan jika jalan tol yang masuk sebagai proyek strategis nasional itu dibatalkan. Selain dapat menghemat anggaran, lokasi proyek yang dilintasi dinilai rawan terhadap bencana, serta menyelamatkan 350 hektar lahan.

Selain itu, pembatalan jalan tol juga akan menyelamatkan material tanah dari jalur yang akan dibangun.

Sejauh ini, Pemprov masih berkutat pada penyusunan trase yang ditargetkan selesai 2018, sehingga nantinya dapat dilakukan proses pembebasan lahan, berikut konstruksi pekerjaannya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com