Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penyintas Bunuh Diri yang Berhasil Bangkit dan Memulai Usaha

Kompas.com - 16/10/2018, 19:43 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi



YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Aksi bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, termasuk tinggi. Dari sekian banyak orang yang melakukan aksi bunuh diri, ada beberapa orang yang berhasil diselamatkan.

Salah satunya, Marsudi (41) warga Karangsari, Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari.

"Saya sekali mau melakukan bunuh diri, dengan minum racun tikus pada bulan Agustus 2017 lalu,"katanya.

Marsudi ditemui usai memberikan kesaksian dalam Workshop Tematik dengan tema “Meningkatkan Partisipasi dalam Pencegahan Bunuh Diri di Lingkungan Sekitar” oleh Yakkum di Wonosari, Selasa (16/10/2018)

Dia menceritakan, aksi nekat itu dilakukannya karena dirinya menderita penyakit yang mengharuskannya kehilangan kaki kanan.

Biaya berobat yang cukup mahal, dalam 1 minggu ia harus mengeluarkan uang dari Rp Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta untuk kontrol, membuatnya harus kehilangan seluruh hartanya.

"Obat saya paling murah Rp 120 ribu, sekali kontrol harus mengeluarkan uang sebesar Rp 1,5-3 juta rupiah, bayangkan jika saya harus kontrol 2 kali seminggu, bahkan ada obat yang belum saya tebus seharga Rp 2,5 juta,"ucapnya.

"Sebelum terkena penyakit itu saya bekerja sebagai tukang las, entah itu las listrik maupun las karbit. Setelah terkena penyakit, saya jual alat-alat las saya untuk mengobati penyakit," katanya.

Baca juga: Tak Ingin Jadi Beban Keluarga, Pria Difabel Bunuh Diri

Keadaan seperti itulah yang membuat dirinya berada di titik terbawah hingga terbersit niatan untuk mengakhiri hidupnya.

"Dulu mikirnya dari pada seminggu habis jutaan mending saya mati, bermodal Rp 50 ribu untuk beli racun tikus kemudian saya minum. Tapi Tuhan berkehendak lain, saat saya sudah menenggak racun itu berhasil digagalkan bapak saya," katanya.

Marsudi mengatakan, saat ini dirinya menatap masa depan bersama istri dan dua orang anaknya. Ia membuka usaha dari nol kembali yaitu membuat jasa cuci pakaian di rumahnya yang beralamat di Karangrejek, Kecamatan Wonosari.

Dia mendapatkan pendampingan dari Yakkum dan modal usaha.

Penghasilan yang semula terpuruk, sekarang berangsur membaik meski belum terlalu stabil.

"Namanya Rizky Laundry, saat ini sedang merintis usaha dari nol. Kalau untuk usaha las, dibutuhkan banyak modal paling tidak Rp 30 juta. Ke depan, saya akan mencoba membagikan brosur dan juga diskon harga, mungkin bisa membantu meningkatkan pelanggan," katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com