KOMPAS.com - Setelah 7 tahun, akhirnya Bimasakti Racing Team UGM berhasil pulang dengan membawa dua penghargaan sekaligus dalan acara tahunan Student Formula Japan Competition 2018 di Jepang, 4-8 September 2018.
Dua penghargaan itu adalah 3rd Place Business Presentation Category dan JAMA Chairman Award. Kisah perjuangan para insinyur muda dari Universitas Gadjah Mada ini menarik untuk disimak.
Bagaimana cerita mereka mengatur strategi saat cuaca Taifun mengancam dan akhirnya menjadi tim yang sama sekali tidak mendapat pinalti dari panitia? Berikut ini fakta-fakta terkait perjuangan mereka:
Kapten tim Bimasakti generasi 7, Fajar Fitrahadi Danda, mengatakan, kompetisi mobil formula ini merupakan skala mahasiswa yang digelar oleh Society Automotive Engineer.
Kompetisi ini digelar di beberapa negara, salah satunya di Jepang. Sejak pertama, tim Bimasakti konsisten untuk mengikuti ajang para insinyur muda tersebut.
"Sejak tahun 2011 kami sudah rutin mengikuti Student Formula Japan," ujar kapten tim Bimasakti Generasi 7, Fajar Fitrahadi Danda dalam jumpa pers di UGM, Jumat (12/10/2018).
Setelah tujuh tahun mengikuti Student Formula Japan, akhirnya pada tahun 2018, Bimasakti Racing Team UGM berhasil meraih prestasi.
"Tim Bimasakti berhasil membawa pulang dua piala sekaligus. Pertama juara tiga Business Presentation Category dan JAMA Chairman Award," katanya.
Baca juga: Mobil Bimasakti UGM Raih 2 Penghargaan di Student Formula Japan
Tahun 2018 sekiranya memang menjadi milik tim Bimasakti generasi ke-7. Selain menyabet dua penghargaan, tim dari Indonesia tersebut menjadi satu-satunya tim yang tidak mendapat pinalti dari panitia.
Lalu mobil formula Bimasakti tersebut masuk dalam 10 besar mobil tercepat dengan catatan waktu 5 menit 1 detik, dan mobil dengan daya tahan terbaik dari Asia Tenggara.
"22 lap kami sapu bersih dan menjadi lap time terbaik," kata Fajar.
Namun demikian, tim Bimasakti dari UGM tersebut masih mengakui keunggulan dari tim Jepang. Dari 98 peserta kompetisi, sebagian besar berasal dari tim Jepang.
"Tim terberat memang dari Jepang. Sejauh ini juara satu dan dua itu masih dipegang oleh Jepang," tandasnya.
Baca juga: Tim Aksantara ITB Raih Juara 2 Kompetisi Pesawat Tanpa Awak di Turki