Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Landa Nias Selatan

Kompas.com - 15/10/2018, 23:55 WIB
Hendrik Yanto Halawa,
Khairina

Tim Redaksi

NIAS SELATAN, KOMPAS.comBanjir melanda Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, Senin (15/10/2018).

Hujan lebat sejak siang berlangsung dalam waktu yang lama membuat air sungai meluap ke pemukiman warga dengan cepat. Badan sungai tidak bisa menampung air yang datang dari wilayah yang lebih tinggi.

Di beberapa tempat, ketinggian air lebih dari 50 sentimeter hingga 1 meter dan merendam banyak rumah warga dan fasilitas umum.

Salah seorang warga Desa Orahili, Yanuari Telaumbanua, saat dihubungi melalui telepon seluler membenarkan adanya banjir di Sungai Gomo. Banyak warga kehilangan peralatan rumah tangga akibat hanyut dibawa arus sungai.

"Banjir terjadi akibat air sungai meluap menyusul hujan yang berkepanjangan sejak jam 2 siang tadi," kata Yanuari Telaumbanua, Senin (15/10/2018).

Yanuari Telaumbanua menjelaskan, air Sungai Gomo meluap akibat curah hujan yang cukup tinggi sehingga membanjiri perkampungan warga dan melanda 3 desa mulai dari hulu sungai yakni Desa Hiliana'a Gomo, Desa Lawalawaluo Gomo dan Desa Orahili Gomo.

Dijelaskannya, pada jam 17.00 WIB, banjir sudah membesar dan membuat sejumlah warga yang ingin kembali ke rumah terhambat akibat tidak dapat menyeberangi sungai yang meluap.

"Tadi saja saya berusaha menyeberangkan kakak yang ingin kembali ke rumah dari seberang sungai," ujarnya.

Belum diketahui berapa banyak warga yang menjadi korban. Namun, seluruh warga berusaha menyelamatkan barangnya masing-masing.

Melalui sambungan telepon, Bupati Nias Selatan Hilarius Duha membenarkan ada banjir yang terjadi di Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan dan merendam pemukiman di bantaran Sungai Gomo.

"Benar, tadi ada banjir di Sungai Gomo, tapi tidak ada korban jiwa dan kerugian berarti," kata Bupati Nias Selatan.

Baca juga: Gempa Usai Hujan Mulai, Ancaman Palu Kini Banjir Bandang dan Longsor

Akibat banjir, tidak ada korban jiwa maupun kerugian materil bagi warga, namun merendam sejumlah rumah warga.

Banjir juga sempat membuat aktivitas warga terkendala. Namun, sejak pukul 19.00 WIB, banjir sudah mulai surut.

"Di bantaran sungai banyak permukiman warga dan lahan pemukiman mereka lebih rendah dari pada permukaan sungai sehingga menjadi langganan banjir kala hujan turun deras seperti saat ini," ucapnya.

Hilarius mengaku sudah memerintahkan camat dan unsur lainnya untuk terus memantau perkembangan yang ada. Bila perlu, ia akan menurunkan semua sumber daya dan peralatan yang ada untuk melakukan tindakan penanggulangan bencana.

''Saya sudah perintahkan camat untuk selalu melaporkan update perkembangan di lapangan,'' katanya.

Akibat banjir, sejumlah lereng sungai longsor, namun tidak membahayakan permukiman warga. Hilarius berharap banjir tersebut tidak akan terjadi lagi sebab kejadian serupa pernah melanda kawasan tersebut beberapa tahun yang lalu.

Kompas TV Daerah Jundul Rawang, Kecamatan Padang Selatan jadi titik terparah merasakan dampak banjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com