Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan, 1.000 ASN Kota Bandung Gelar Shalat Minta Hujan di Balai Kota

Kompas.com - 15/10/2018, 14:56 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Persediaan air baku untuk suplai air bersih ke Kota Bandung mulai menipis setelah hujan tidak kunjung turun di wilayah Bandung Raya selama beberapa bulan.

Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar shalat istisqa yang diikuti sektar 1.000 aparatur sipil negara (ASN) di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Senin (16/10/2017).

Langkah ini merupakan pendekatan spiritual yang dilakukan sebagai upaya nonteknis agar Kota Bandung dan sekitarnya bisa segera diguyur hujan.

Seusai mengikuti shalat istisqa, Wali Kota Bandung Oded Muhammad Danial mengatakan bahwa laporan dari masyarakat yang terdampak kekeringan semakin hari terus bertambah.

Bahkan, kondisinya semakin memprihatinkan karena musim kemarau cukup panjang ini membuat warga sampai rela mengeluarkan uang setiap hari demi mendapatkan air.

"Pada kemarau cukup panjang ini kita memohon kepada Tuhan agar kita mendapat keberkahan agar Allah bisa memberikan hujan di Kota Bandung. Sudah banyak masyarakat Kota Bandung yang sudah menjerit minta air, ada yang sudah beli air per jeriken Rp 5.000," kata Oded, Senin pagi.

Baca juga: Akibat Kekeringan, 4 Hektar Hutan di Gunung Bancak Terbakar

Lebih lanjut Oded menambahkan, dengan menggelar shalat istisqa, dia berharap agar hujan bisa segera turun guna memenuhi kebutuhan air masyarakat.

"Kemarin ketika saya berkomunikasi dengan Miftah Farid, siangnya dan malemnya ada hujan, mudah-mudahan dengan wasilah shalat ini Allah bisa menurunkan hujan di Kota Bandung," imbuhnya.

Oded pun menyerukan kepada masyarakat Kota Bandung agar juga ikut melakukan hal serupa. Dia berharap aparatur kewilayahan ataupun di masjid-masjid warga bisa menjalankan shalat istisqa berjamaah guna menambah doa sehingga musim kemarau bisa segera berlalu.

"Imbauan kepada masyarakat untuk shalat istisqa saja. Mau camat atau lurah silakan, sebulan lagi saja (tidak hujan) kita repot. Kemarin banyak WhatsApp dan SMS bahwa mereka kekurangan air. Saya mengajak kepada warga Kota Bandung untuk melakukan istisqa dengan berkhidmat dan ikhlas," ujarnya.

Upaya teknis

Tidak hanya dengan shalat istisqa saja, upaya Oded untuk mengatasi masalah kekeringan di Kota Bandung adalah dengan berkoordinasi dengan PDAM Tirtawening untuk bisa berupaya keras memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat.

"Upaya harus dilakukan dalam dua sisi. Pertama, secara teknis saya sampaikan kepada PDAM harus selalu mempersiapkan. Meski debit sudah terbatas, saya harus berbicara agar PDAM tetap memberikan pelayanan tanki," jelasnya.

Langkah lainnya, Oded memastikan pembangunan kolam-kolam retensi akan terus digenjot. Saat ini, kata dia, Pemkot Bandung sedang mengerjakan kolam retensi di aliran sungai Citepus.

"Nanti di tempat lain juga di Gedebage bangun juga. Kita akan memgupayakan menginventarisir aset Kota Bandung kalau analisa DED-nya (detail engeenering design) bisa kita lakukan," bebernya.

Baca juga: Hujan Belum Juga Turun, Kekeringan Mulai Jadi Momok Warga

Selain upaya tersebut, Oded juga meminta agar masyarakat Kota Bandung bisa lebih berhemat ketika air sedang melimpah serta menyarankan masyarakat untuk membuat penampungan air. Bagi warga yang mempunyai halaman rumah, diimbau sebisa mungkin membuat lubang resapan air.

"Saya imbau pada masyarakat prinsip bersyukur itu ketika dapat air dari Allah simpan itu air ditandon. Saya mengimbau kepada masyarakat pakai sumber resapan air, jadilah pandai membuat sumur resapan, dan kedua secara nonteknis kita lebih mendekatkan diri kepada Allah," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com