BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin Jawa Barat, Dedi Mulyadi bernazar (janji personal) merobohkan dan membangun kembali seribu rumah janda tua di Jawa Barat jika Jokowi-Ma’ruf terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019.
Syaratnya, kata Dedi, seribu rumah tersebut harus memenuhi kriteria tidak layak huni. Selama ini, mantan Bupati Purwakarta dua periode itu kerap menerima keluhan tentang rumah tidak layak huni (rutilahu) melalui kanal sosial media miliknya. Keluhan itu berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat.
“Sok saya mah, Jokowi-Ma’ruf menang, saya robohkan seribu rumah tidak layak huni milik janda tua. Tentu, kita bangun lagi. Ini bentuk keberpihakan kita kepada mereka yang membutuhkan,” kata Dedi di Bandung, Senin (16/10/2018).
Kesiapan Dedi berasal dari pengalaman dan kebiasaannya yang sudah beberapa kali membangun rutilahu milik janda tua sejak tahun 2003 silam.
Ketua DPD Golkar Jawa Barat itu berpandangan bahwa membantu sesama tidak boleh berhenti karena tidak memegang jabatan publik.
“Tanpa kaum ibu, kita ini tidak akan menjadi apa-apa. Jadi, sudah seharusnya sebagai bentuk rasa syukur kita nanti, emak-emak ini kita perhatikan,” jelasnya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Bela Guru Besar IPB yang Digugat Perusahaan Pembakar Hutan
Selain itu, Dedi mengatakan, dalam rangka memenangkan Jokowi-Ma’ruf di Jawa Barat, dia sudah menyiapkan sejumlah strategi. Seluruh strategi tersebut akan fokus pada penguatan basis teritorial pemilih. Meskipun, dia tidak memungkiri, perang di media sosial akan tetap dijalankan untuk melawan hoaks.
Basis teritorial yang dimaksud Dedi adalah pembagian wilayah berdasarkan jumlah tempat pemungutan suara (TPS).
Setiap TPS akan dihuni oleh tim yang profesional menjaring suara sampai unit sosial terkecil dalam komunitas masyarakat.
“Sering kita temui ada orang yang saat ditanya apakah bisa memenangkan di TPS sendiri, mereka enggak jawab. Nah, yang seperti ini mungkin kita alihkan untuk fungsi lain. Intinya, kita fokus sampai tingkat TPS. Ada 136 ribu TPS di Jawa Barat ini,” jelasnya.
Selain itu, tim Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat juga berkomitmen untuk menghilangkan varian acara seremonial. Acara jenis ini, menurut Dedi, sama sekali tidak melahirkan dampak elektoral terhadap kandidat.
Baca juga: Dedi Mulyadi: Jangan Samakan Janji Jokowi dengan Kebohongan Ratna Sarumpaet
Sebagai gantinya, ke depan masyarakat dari pintu ke pintu menjadi strategi andalan. Tim melakukan persuasi secara langsung sehingga tercipta kedekatan personal antara kandidat, tim dan calon pemilih.
“Tinggal kita petakan ada jalur merah, kuning dan hijau. Masing-masing kader partai koalisi memiliki cara tersendiri untuk mengolah basisnya secara langsung. Saat masuk ke suatu ceruk, ada caranya,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.