Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Reog Ponorogo Jadi Pusat Perhatian Penonton Menoreh Art Festival 2018

Kompas.com - 13/10/2018, 21:13 WIB
Dani Julius Zebua,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo menaiki kepala Barongan (dadak merak) para penari Reog Ponorogo asal Jawa Timur. Bupati Hasto sempat menari sesaat dan melambai tangan di atas barong itu.

Barongan dadak merak ini memiliki bobot sekitar 50 kilogram. "Ditambah berat bawa Bupati jadi sekitar 100 kilogram lebih," kata Rizal seusai mempertontonkan keahliannya memainkan barongan di Menoreh Art Festival (MAF) 2018, Sabtu (13/10/2018).

Reog Ponorogo adalah satu dari 23 daerah di Pulau Jawa dan Madura yang terjun ke Menoreh Carnival dalam MAF 2018. MAF yang berlangsung dari 7 hingga 27 Oktoer 2018 ini digelar untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun ke-67 Kulon Progo.

Reog adalah salah satu yang paling menarik perhatian ribuan pasang mata warga yang menonton pertunjukan itu.

Bukan hanya karena kehadiran barongan. Kelompok reog ini tampil tidak tanggung-tanggung, mulai dari jathil atau prajurit berkuda, para "Warok" yang mempersonifikasi orang dengan tekad suci dan tanpa pamrih, juga bujang ganong yang energik dan kocak juga ahli seni bela diri.  

Baca juga: Kisah Seniman Reog Ponorogo Kembangkan Kendang hingga Inggris

Salah satu peserta dari Ponorogo, Novi Sandra merasa persiapan dua pekan tidak sia-sia. Warga Kulon Progo menyambut pertunjukan mereka secara meriah.

"Senang sekali, apalagi tadi melihat penonton antusias, excited gitu. Semoga ke depan reog bisa mendapat hati di semua orang," kata Sandra.

Seorang warga Kulonprogo, Yadi, merasa reog merupakan salah satu penampilan paling atraktif dan lebih menarik dari puluhan peserta karnival hari ini.

"Penarinya profesional dan bagus sekali. Sepertinya mereka biasa pertunjukan," kata Yadi.

Seniman dari berbagai daerah di luar Kulonprogo kembali turut meramaikan MAF 2018. Selain Ponorogo, ada perwakilan dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Madura. Mulai dari Cirebon, Temanggung, Wonogiri, Pandeglang, Banyumas, Sragen, Purworejo, Karanganyar, Boyolali, hingga Wonosobo. Kota Magelang dan Kabupaten Magelang juga turut serta.

Kabupaten dan kota di DIY juga turun ke MAF itu, baik Sleman, Bantul, Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta.

Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, Untung Waluyo mengatakan, perwakilan dari berbagai daerah itu membawa keunggulan budaya masing-masing. Perhelatan MAF, kata Untung, mempersatukan seni budaya nusantara itu di Kulon Progo.

"Sehingga bisa membangun semangat sesuai tema MAF, Gelora Gunung Samudra. Mewakili semangat yang digambarkan oleh geografis perbukitan dan lautan," kata Untung.

Sementara itu, Bupati Hasto menilai Menoreh Carnival mengukuhkan MAF 2018 menjadi sebuah hiburan dan pertunjukan budaya yang tidak biasa bagi warga Kulon Progo.

"Warga tampak antusias menyaksikan kesenian dari daerah lain. Menyambut hari jadi Kulon Progo, ada beragam kegiatan yang patut diapresiasi," kata dia.

Baca juga: Kota Tasik Gelar Festival Industri Kreatif yang Akan Dihadiri Delegasi Jepang

MAF sendiri akan berlangsung dari tanggal 7 hingga 28 Oktober 2018. Selama 20 hari itu, kegiatan budaya digelar setiap hari, mulai dari macapat massal, kirab budaya Menoreh Carnival, pentas ketoprak, Kulon Progo Fashion Day Carnival, kenduri, Sewu Angguk dan komposisi wayang tiga kelir. Acara dilengkapi pula dengan parade seni perbatasan dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com