Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kecelakaan Kapal Puskel di Anambas, Dugaan Kelebihan Muatan hingga Penumpang Tak kenakan Pelampung

Kompas.com - 13/10/2018, 08:19 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 4 orang meninggal dunia dalam kecelakaan Kapal Puskesmas Keliling (Puskel) Desa Nyamuk di Anambas, pada hari Kamis (11/10/2018).

Korban meninggal dunia terdiri dua anak-anak dan satu bidan dan satu pegawai negeri sipil. Petugas masih menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.

Dugaan sementara, nakhoda kapal mencoba menghindari batang kayu yang hanyut, tetapi justru membuat bagian depan kapal terangkat dan terbalik.

Berikut ini sejumlah fakta terkait kecelakaan di Anambas, Kepulauan Riau.

1. Kabar kecelakaan diperoleh dari salah satu penumpang yang selamat

Kapal cepat Puskesmas Keliling (Puskel) Desa Nyamuk, Kecamatan Siantan, Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau (Keprei) tenggelam saat betolak dari Tarempa menuju Desa Nyamuk, sekitar pukul 19.00 WIB, Kamis (11/10/2018) malam kemarin.DOK BNPP NATUNA Kapal cepat Puskesmas Keliling (Puskel) Desa Nyamuk, Kecamatan Siantan, Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau (Keprei) tenggelam saat betolak dari Tarempa menuju Desa Nyamuk, sekitar pukul 19.00 WIB, Kamis (11/10/2018) malam kemarin.

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) Natun Amiruddin, mengatakan, setelah satu jam kapal puskel bertolak dari Tarempa menuju Desa Nyamuk, petugas mendapat informasi kapal mengalami kecelakaan di Anambas.

Informasi tersebut diperoleh dari salah satu penumpang yang berhasil selamat sekitar pukul 20.30 WIB. Saat itu posisi kapal terdeteksi di 03°10.594 Utara-106°19.098 di timur perairan Selat Aetang, kapal tenggelam.

"Satu dari 11 penumpang yang bernama Kimbom berhasil berenang menuju Dusun Aetang dan melaporkan kejadian tenggelamnya kapal yang mereka tumpangi.

"Saat itulah masyarakat beserta pos SAR Tarempa langsung melakukan pencarian," katanya. 

9 korban berhasil ditemukan sekitar pukul 01.15 WIB, Jumat (12/10/2018) dini hari.

Baca Juga: Jenazah Rindang Melisa, Korban Tenggelam Puskel Anambas Dibawa ke Bekasi

2. Dugaaan sementara penyebab kecelakaan

Pencarian satu orang korban yang hilang atas nama Raidah alias Zurai (25) dari insiden tenggelamnya kapal cepat Puskesmas Keliling (Puskel) Desa Nyamuk, Kecamatan Siantan, Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau (Kepri) saat betolak dari Tarempa menuju Desa Nyamuk dihentikan sementara.DOK BNPP NATUNA Pencarian satu orang korban yang hilang atas nama Raidah alias Zurai (25) dari insiden tenggelamnya kapal cepat Puskesmas Keliling (Puskel) Desa Nyamuk, Kecamatan Siantan, Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau (Kepri) saat betolak dari Tarempa menuju Desa Nyamuk dihentikan sementara.

Amiruddin mengatakan, dugaan sementara penyebab kecelakaan adalah batang kayu yang hanyut dan kelebihan penumpang.

"Untuk penyebab pastinya kami juga belum tahu karena korban yang selamat belum bisa dimintai keterangan secara resmi. Namun informasi yang didapat, kecelakaan ini akibat nakhoda berusaha menghindar dari batang kayu yang hayut di permukaan laut tersebut," kata Kepala BNPP, Natuna Amiruddin.

Amiruddin juga menjelaskan, saat kapal mencoba menghindari batang kayu, nahkoda kesulitan mengendalikan kapal karena kelebihan muatan.

"Selain menghindari batang kayu yang hanyut, kecelakaan ini juga disebabkan jumlah penumpang yang melebihi kapasitas. Seharusnya kapal ini hanya bisa membawa 9 penumpang, namun dipaksakan hingga 11 penumpang," jelas Amiruddin.

Baca Juga: Begini Kronologi Kapal Puskel Tenggelam dan Tewaskan 4 Orang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com