KOMPAS.com - Sebanyak 4 orang meninggal dunia dalam kecelakaan Kapal Puskesmas Keliling (Puskel) Desa Nyamuk di Anambas, pada hari Kamis (11/10/2018).
Korban meninggal dunia terdiri dua anak-anak dan satu bidan dan satu pegawai negeri sipil. Petugas masih menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.
Dugaan sementara, nakhoda kapal mencoba menghindari batang kayu yang hanyut, tetapi justru membuat bagian depan kapal terangkat dan terbalik.
Berikut ini sejumlah fakta terkait kecelakaan di Anambas, Kepulauan Riau.
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) Natun Amiruddin, mengatakan, setelah satu jam kapal puskel bertolak dari Tarempa menuju Desa Nyamuk, petugas mendapat informasi kapal mengalami kecelakaan di Anambas.
Informasi tersebut diperoleh dari salah satu penumpang yang berhasil selamat sekitar pukul 20.30 WIB. Saat itu posisi kapal terdeteksi di 03°10.594 Utara-106°19.098 di timur perairan Selat Aetang, kapal tenggelam.
"Satu dari 11 penumpang yang bernama Kimbom berhasil berenang menuju Dusun Aetang dan melaporkan kejadian tenggelamnya kapal yang mereka tumpangi.
"Saat itulah masyarakat beserta pos SAR Tarempa langsung melakukan pencarian," katanya.
9 korban berhasil ditemukan sekitar pukul 01.15 WIB, Jumat (12/10/2018) dini hari.
Baca Juga: Jenazah Rindang Melisa, Korban Tenggelam Puskel Anambas Dibawa ke Bekasi
Amiruddin mengatakan, dugaan sementara penyebab kecelakaan adalah batang kayu yang hanyut dan kelebihan penumpang.
"Untuk penyebab pastinya kami juga belum tahu karena korban yang selamat belum bisa dimintai keterangan secara resmi. Namun informasi yang didapat, kecelakaan ini akibat nakhoda berusaha menghindar dari batang kayu yang hayut di permukaan laut tersebut," kata Kepala BNPP, Natuna Amiruddin.
Amiruddin juga menjelaskan, saat kapal mencoba menghindari batang kayu, nahkoda kesulitan mengendalikan kapal karena kelebihan muatan.
"Selain menghindari batang kayu yang hanyut, kecelakaan ini juga disebabkan jumlah penumpang yang melebihi kapasitas. Seharusnya kapal ini hanya bisa membawa 9 penumpang, namun dipaksakan hingga 11 penumpang," jelas Amiruddin.
Baca Juga: Begini Kronologi Kapal Puskel Tenggelam dan Tewaskan 4 Orang