Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Keberagaman di Kampung Toleransi Liur

Kompas.com - 12/10/2018, 09:06 WIB
Markus Makur,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Pastor Rikardus Karno, Projo kemudian diarak dengan cara dipangku oleh dua lelaki muslim untuk masuk ke rumah Imam Masjid di Kampung Liur.

Anggota Keluarga Pastor, Oktavianus Dalmin menjelaskan, persiapan syukuran imam Katolik tersebut dilakukan bersama dengan umat muslim. Sebab umat muslim dan Katolik di kampung itu memiliki hubungan keluarga. 

“Mulai dari rapat persiapan syukuran, dekorasi, penjemputan, ritual adat, dan berbagai keperluan untuk kesuksesan syukuran itu selalu bersama-sama dengan keluarga muslim," ungkapnya.

"Sesungguhnya orang Liur selalu menyebut keluarga muslim dan Katolik karena masih ada hubungan kekeluargaan lewat perkawinan maupun keturunan yang hidup bersama-sama di kampung tersebut,” jelasnya.

Baca juga: Masjid Menara Kudus, Saksi Hidup Toleransi dari Masa ke Masa (1)

Pastor Rikardus Karno, Projo mengaku, tradisi penjemputan dan pengalungan dengan kain selendang congkar bukan dibuat-buat. Hal itu biasa terjadi karena persaudaraan mereka dan kedekatan mereka sejak lama. 

"Saya lahir dan dibesarkan serta sekolah bersama dengan saudara dan saudari yang menganut agama Islam," katanya.

Sejak kecil, ia bersama saudara muslim kerap menjalankan aktivitas bersama. Sejak belajar filsafat dan mendalami agama Islam di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Ledalero, Maumere, selalu bersama.

"Tujuan hidup manusia, baik Islam dan Katolik juga agama lain adalah sama kepada sang pemilik kehidupan. Di dunia ini mungkin beda kepercayaan tetapi tujuannya sama kepada Sang Pemilik Kehidupan,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, salah satu adiknya sedang belajar di pesantren di Pulau Jawa. Bahkan ada keluarganya yang menganut agama Islam. 

“Saya bersyukur lahir dan dibesarkan di tengah-tengah keluarga Katolik dan Muslim. Kami satu keluarga besar Kampung Liur. Kami bersyukur karena kami hidup satu keluarga muslim dan Katolik," tuturnya.

"Khusus bagi saya bersyukur menjadi Imam Katolik di tengah-tengah keluarga besar Muslim dan Katolik,” jelasnya.

Pastor Rikardus kemudian menyampaikan terima kasihnya atas penjemputan yang penuh kehangatan itu. 

“Saya akan mendalami lagi tentang kisah-kisah masa lalu dari hubungan kekeluargaan dan hubungan darah dari keturunan saudara dan saudari Muslim dengan Katolik di Kampung Liur, Sambirampas, Manggarai Timur, Flores, NTT,” jelasnya.

Selanjutnya Pastor Rikardus Karno akan bertugas sebagai rekan Pastor Utama di Paroki Ponggeok, Kabupaten Manggarai, di Kevikepan Ruteng. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com