Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Tanggul Lumpur Lapindo Ambles, Terkendala Volume Air dan Ketakutan Warga

Kompas.com - 11/10/2018, 18:49 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada Jumat (5/10/2018), warga di sekitar tanggul lumpur Lapindo menemukan luberan air beserta lumpur keluar dari bawah tanggul.

Tak jauh dari lokasi luberan, warga di Dusun Pologunting, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, menemukan tanggul sepanjang 100 meter ambles sedalam 5 meter.

Kondisi tersebut membuat warga di sekitar tanggul khawatir bencana Lapindo tahun 2006 akan terulang.

Berikut fakta di balik tanggul lumpur Lapindo yang ambles dan bocor.

1. Tanggul yang ambles dekat dengan permukiman warga

Tanggul lumpur panas Lapindo titik 67 yang jebol sudah tertutup.KOMPAS.com/ ACHMAD FAIZAL Tanggul lumpur panas Lapindo titik 67 yang jebol sudah tertutup.

Jarak tanggul yang ambles hanya beberapa puluh meter dari rumah warga, hanya terpisah jalan desa.

Lalu, air bercampur lumpur yang meluber keluar tanggul pada Jumat (5/10/2018), lokasinya hanya beberapa meter dari permukiman warga.

Warga pun berharap, tanggul segera diperbaiki agar tidak mengancam permukiman.

"Kalau sewaktu-waktu meluber gimana. Siapa yang bertanggung jawab," ujar Sukardi, warga Dusun Pologunting, seperti dikutip dari Surya Malang.

Sementara itu, menurut warga, luberan air dan lumpur di bawah tanggul karena besarnya semburan lumpur dari pusat semburan yang mencapai 70.000 meter kubik perhari.

Tanggul tak kuat menahan sehingga ambles dan air bercampur lumpur merembes dari bawah tanggul.

Baca Juga: Tanggul Lumpur Lapindo Ambles 5 Meter, Warga Was-was

2. Penjelasan pihak Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS)

Jalan raya dan rel di bawah tanggul lumpur Sidoarjo tergenang banjirKOMPAS.com/Achmad Faizal Jalan raya dan rel di bawah tanggul lumpur Sidoarjo tergenang banjir

Humas PPLS, Hengki Listria Adi menyatakan, pihaknya terus berusaha mengatasi permasalahan tanggul tersebut.

"Kami terus berupaya melakukan penurunan debit air yang ada di tampungan. Kami juga mengalihkan air dari pusat semburan ke sisi selatan untuk menghindari tekanan air di sisi utara," kata Hengki.

Air dari pusat semburan dilarikan ke selatan ke Desa Mindi, untuk selanjutnya dialirkan ke Kali Porong. Tujuannya volume air tidak ke utara, lokasi tanggul yang ambles.

"Sejauh ini sudah tidak ada air dan lumpur yang meluber. Petugas di lapangan juga mulai melakukan pengukuran tanggul yang ambles itu untuk dilakukan perbaikan," tuturnya.

Baca Juga: Perbaikan Tanggul Lumpur Lapindo yang Ambles Terkendala Volume Air

3. Perbaikan tanggul lumpur Lapindo di titik 67 terkendala volume air

Area yang terkena dampak lumpur Lapindo di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terlihat dari udara, Kamis (5/3/2015). Sembilan tahun  setelah semburan lumpur tersebut mulai berlangsung, pembayaran ganti rugi terhadap warga yang terkena dampak dari lumpur tersebut belum seluruhnya tuntas. 



Kompas/Ferganata Indra Riatmoko (DRA)

05-03-2015KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Area yang terkena dampak lumpur Lapindo di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terlihat dari udara, Kamis (5/3/2015). Sembilan tahun setelah semburan lumpur tersebut mulai berlangsung, pembayaran ganti rugi terhadap warga yang terkena dampak dari lumpur tersebut belum seluruhnya tuntas. Kompas/Ferganata Indra Riatmoko (DRA) 05-03-2015

Pada Rabu (10/10/2018), Humas PPLS, Hengky Listria Adi mengatakan, perbaikan tanggul ambles di titik 67 sudah dilakukan sejak Selasa (9/10/2018).

Namun, Hengki mengakui, perbaikan tersebut belum maksimal karena masih menunggu penurunan debit air di dalam kolam.

"Kami pastikan tanggul dalam kondisi aman. Jadi kami juga mengimbau kepada warga sekitar untuk tetap tenang," ungkap Hengky, Rabu (10/10/2018) siang.

"Perbaikan dan penguatan tanggul terus dilakukan sambil menunggu volume air di kolam menurun," tuturnya.

Sementara itu, langkah perbaikan tanggul yang sudah dilakukan adalah mengeruk bagian pinggir luar tanggul yang ambles kemudian mengawali peninggian dari sisi utara.

Baca Juga: Pemerintah Tolak Beri Ganti Rugi untuk 30 Pengusaha Korban Lumpur Lapindo

4. Rencana menurunkan volume air menurut PPLS

Heru Suwandi  berziarah kubur di tanggul penahan lumpur di lokasi yang diperkirakan sejajar dengan makam ayahnya yang terpendam lumpur Lapindo di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Sabtu (6/4/2016). Sepuluh tahun sudah luberan lumpur merendam desanya dan membuat perubahan sosial bagi keluarga dan tetangga-tetangganya.KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Heru Suwandi berziarah kubur di tanggul penahan lumpur di lokasi yang diperkirakan sejajar dengan makam ayahnya yang terpendam lumpur Lapindo di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Sabtu (6/4/2016). Sepuluh tahun sudah luberan lumpur merendam desanya dan membuat perubahan sosial bagi keluarga dan tetangga-tetangganya.

Menurut PPLS, salah satu cara menurunkan volume air adalah dengan mengalirkan semua air dari pusat semburan lumpur ke arah selatan.

Air dilarikan dengan overflow ke titik 42 di Glagaharum kemudian dipompa ke atas untuk selanjutnya dialirkan ke Sungai Porong menggunakan kapal keruk yang ada di sana.

"Dengan begitu, diharapkan kondisi air di sisi utara atau sekitar tanggul yang sedang diperbaiki bisa terus menurun," beber Hengki.

Dalam kesempatan tersebut, Hengki menegaskan, tidak ada lagi air dan lumpur yang meluber keluar tanggul seperti kejadian Jumat (5/10/2018) dan kondisi tanggul aman. 

Baca Juga: Sudah Bayar Rp 3,8 Triliun untuk Korban Lumpur Lapindo, Pemerintah Masih "Utang" Rp 64 Miliar

Sumber: KOMPAS.com (Caroline Damanik)/ Surya.co.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com