Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Cemari Anak Citarum, Saluran Limbah Perusahaan Baja Disegel

Kompas.com - 10/10/2018, 21:00 WIB
Farida Farhan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Polres Karawang menyegel saluran limbah PT Saranacentral Bajatama di Jalan Raya Kosambi Nomor 100, Tamelang, Purwasari, Kabupaten Karawang,

Perusahaan tersebut kedapatan membuang limbah ke media lingkungan hingga mengalir ke anak Sungai Citarum.

"Setelah mendapat informasi dari masyarakat, kami (polisi) bersama  Dinas Lingkungan Hidup  memeriksa air limbah pabrik tersebut. Kami pasang police line di tempat yang diduga mengalirkan limbah ke media lingkungan ke selokan," ujar Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya, Rabu (10/10/2018).

Air limbah itu diketahui berwarna hitam pekat yang mengalir melalui selokan dan mengeluarkan bau tidak sedap.

Baca juga: Luhut: 340.000 Ton Limbah Industri Masuk ke Citarum

Slamet menyebutkan, dengan dipasang police line, maka ditetapkan sebagai status quo. Sehingga, perusahaan itu tidak dapat lagi membuang limbah ke media lingkungan.

"Sudah kami segel. Kami sudah memeriksa sekitar lima saksi dari internal perusahaan," katanya.

Slamet menyebut, saat ini sampel limbah tengah diuji di laboratorium Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang, untuk mengetahui kandungannya.

"Kami masih menunggu hasilnya. Kami  juga masih mendalami untuk menentukan tindak pidana atau administrasi yang dilanggar," bebernya.

Manajer HRGA PT Saranacentral Bajatama Jhon Veri Pasaribu mengatakan, pihaknya tidak membuang limbah ke media lingkungan. Hanya saja, terjadi kebocoran dalam proses produksi.

Baca juga: Cemari Citarum Bisa Dikenai Pasal Korupsi

"Sebenarnya kami tidak menghasilkan limbah cair. Di (perusahaan) kami menerapkan siklus tertutup. Jadi tidak ada limbah terbuang, tapi kebocoran," katanya.

Meski demikian, kata dia, manajemen perusahaan sudah sepakat membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengantisipasi adanya kebocoran kembali. 

"Sebagai antisipasi, akan dibuat IPAL. Sebelumnya belum ada IPAL," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com