Tampak petugas menyisir dan meyemprot posko Basarnas di Desa Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Palu pada pukul 09.00 Wita Rabu, (10/10/2018).
"Hal ini kami lakukan guna mencegah penyebaran virus yang berasal dari mayat. Sebab jika itu menyebar ke makanan akan berakibat mematikan bagi petugas SAR maupun warga," kata Eko Budiyanto, salah seorang staf Kementerian Kesehatan yang dikonfirmasi Kompas.com.
Baca Juga: Cegah Penularan Virus dari Mayat, Petugas Sisir Lokasi Gempa Palu
Berakhirnya masa evakuasi korban bencana Sulteng akan ditutup dengan acara doa bersama di tiga wilayah yang diperkirakan masih terdapat ribuan korban hilang tertimbun reruntuhan bangunan dan lumpur, yaitu Kelurahan Balaroa, Petobo, dan Jono Oge.
"Jadwal detail saya belum dapat, tapi akan dilakukan doa bersama di sana, di tiga lokasi tersebut," kata Sutopo.
Sutopo menambahkan, meski pencarian korban dihentikan besok Kamis (11/10/2018), masa tanggap darurat bencana belum tentu dihentikan juga besok. Keputusan tersebut hingga saat ini sedang dibahas pihak terkait.
Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, Jumat (8/10/2018) mengakibatkan 2.045 korban meninggal dunia, 671 orang hilang dan 10.679 jiwa luka berat.
Tercatat pula, 82.775 warga mengungsi di sejumlah titik. Tak hanya itu, sebanyak 67.310 rumah dan 2.736 sekolah rusak. Serta terdapat 20 fasilitas kesehatan dan 12 titik jalan rusak berat.
Baca Juga: Jokowi Berterima Kasih ke Perguruan Tinggi yang Bantu Korban Bencana Sulteng
Sumber: KOMPAS.com (Ihsanuddin, Abdul Haq, Fitria Chusna Farisa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.