Dari total sebanyak 1.460 tahanan yang keluar saat gempa dan tsunami terjadi di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu, baru 364 tahanan yang melaporkan diri ke posko.
Data tersebut diperoleh dari masing-masing UPT, yakni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Palu, Lapas Perempuan Palu, dan Rumah Tahanan (Rutan) Palu. Kemudian, Rutan Donggala, Rutan Parigi, dan LPKA Palu.
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto khawatir, para narapidana ikut kabur bersama para pengungsi lainnya keluar dari Sulawesi Tengah.
"Semoga bisa cepat dan tidak keluar dari Sulawesi Tengah. Khawatirnya dia ikut ngungsi-ngungsi, kita enggak tahu nih," ujarnya di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (9/10/2018).
Oleh sebab itu, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumkam) soal data para napi untuk segera dilakukan pengejaran.
Untuk melakukan pengejaran, polisi akan menggunakan teknologi facial recognition.
"Yang ada datanya kita akan lakukan pengejaran. Sekarang kita juga punya teknologi yang cukup canggih, dengan melihat fotonya kita juga sudah tahu, dengan facial recognition," ucap dia.
Baca Juga: Polri Khawatir Para Napi Kabur ke Luar Sulawesi Tengah Pascabencana Tsunami
Sumber: KOMPAS.com (Devina Halim, Fitria Chusna Farisa, Yoga Sukmana)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.