KOMPAS.com - Acara Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) di Nusa Dua Bali, diikuti oleh 20.000 lebih partisipan yang berasal dari 189 negara di dunia.
Acara yang digelar dari tanggal 8-14 Oktober 2018 tersebut ternyata mengungkap sejumlah fakta, antara lain masalah dana penyelenggaraan acara yang dianggap mewah. Lalu, ungkapan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde saat mencicipi ubi goreng.
Berikut ini sejumlah fakta yang terungkap dalam acara pertemuan tersebut.
Pada hari Senin, (8/10/2018), Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Christine Lagarde, mengunjungi lokasi gempa di Desa Guntur Macan, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Lagarde tiba di Lombok Barat bersama Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ketiganya disambut hangat oleh korban gempa.
Kurang lebih 900 kepala keluarga di Desa Guntur Macan telah kehilangan tempat tinggal pascagempa mengguncang NTB beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Lagarde dan Sri Mulyani menyempatkan diri untuk membeli pisang dan ubi goreng milik salah satu pedagang di sekitar lokasi kunjugan.
Lagarde dan Sri Mulyani tanpa canggung mencicipi ubi dan pisang goreng.
“Ehmm, nice..” ungkap Christine saat mencicipi rasa ubi goreng yang masih hangat itu. Sri Mulyani lalu bertanya kepada si penjual ubi dan pisang gorang.
“Ini harganya berapa,” tanya Sri Mulyani. Sri pun menjawab polos, Rp 500. Lalu, Sri Mulyani dan Christine membayar pedagang pisang goreng tersebut Rp 150.000.
Baca Juga: Nikmati Ubi Goreng, Direktur Pelaksana IMF Bilang "Hmmm Nice...
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan, kegiatan Internasional Monetary Fund (IMF)-Word Bank (WB) di Nusa Dua Bali, 8 hingga 14 Oktober 2018, sama sekali tidak terkait dengan dana bencana baik di Lombok maupun Palu dan Donggala.
Pernyataan itu mereka sampaikan saat mengunjungi korban gempa di Desa Guntur Macan, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Senin (8/10/2018).
Sri Mulyani juga meminta agar pihak tertentu tidak mengaduk-aduk perasaan masyarakat yang tengah dilanda bencana dengan pernyataan provokatif.