Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Sulteng di Makassar Mulai Bersekolah

Kompas.com - 09/10/2018, 17:01 WIB
Hendra Cipto,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com – Pelajar yang menjadi korban bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang mengungsi ke Kota Makassar mulai mengikuti proses belajar mengajar di sejumlah sekolah yang telah disiapkan. 

Data Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, ada 300 anak pengungsi bencana Sulteng yang bersekolah di Kota Makassar. Mereka tersebar di beberapa sekolah, dekat tempat penampungannya. 

Mereka ke sekolah mengenakan seragam dari sumbangan warga Kota Makassar. Mereka terlihat ceria bisa kembali sekolah, meski trauma masih menyelimuti anak-anak tersebut.

Wakil Wali Kota Makassar, Syamsu Rizal mengatakan, tidak ada sekolah khusus yang ditunjuk untuk menerima anak pengungsi bencana Sulteng.

Baca juga: Jumlah Pengungsi Sulteng di Parepare Capai 1.545 Jiwa

Semua sekolah di Kota Makassar, sambung Syamsu, dapat menerima anak pengungsi Sulteng yang dekat dari tempat penampungannya di Kota Makassar. 

“Sudah ada 300-an anak korban bencana Sulteng yang dititipkan bersekolah di Makassar mulai dari tingkat TK, SD, dan SMP," kata pria yang akrab disapa Daeng Ical, Selasa (9/10/2018).

"Tidak ada sekolah yang ditunjuk khusus buat menerima para siswa dari Sulteng ini untuk dititip belajar,” tambahnya.

Salah satu sekolah yang mendapat titipan pengungsi yakni SMP Negeri 8 Makassar. Di sekolah ini, ada 6 orang yang telah mengikuti pelajaran seperti siswa lainnya.

Mereka mulai mengikuti proses belajar di kelas 9 SMP Negeri 8 Makassar, Senin (8/10/2018).

Baca juga: Gempa Bermagnitudo 5,2 Guncang Palu, Pengungsi Berhamburan

Salah seorang anak pengungsi Sulteng, Nurlela Sitesya mengaku senang bisa kembali bersekolah. Dengan bersekolah, ia berupaya menghilangkan rasa takut dan trauma yang dialaminya saat bencana gempa dan tsunami di kampung halamannya. 

“Dengan bersekolah, saya mempunyai banyak kegiatan dan ada teman-teman baru yang bisa menghilangkan trauma akan gempa dan tsunami yang sudah saya alami," ungkapnya.

"Teman dan guru-guru di sini baik-baik. Mereka berupaya membuatku bisa tenang bisa berada di dalam ruangan yang selalu dihantui perasaan takut. Mereka juga memberikan seragam sekolah, pokoknya guru-guru dan teman-teman sekolah baruku ini baik-baik,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala SMPN 08 Makassar, Ruslan mengaku terus berkonsultasi dengan 6 siswa asal Sulteng yang ikut belajar di sekolah yang dipimpinnya.

Dia pun akan menginstruksikan guru-guru, agar membantu anak korban bencana Sulteng menghilangkan rasa takut dan trauma yang dialaminya.

“Kami terus akan berkomunikasi dengan keenam anak itu dan berupaya rasa takut dan traumannya hilang. Kita belum tahu, apakah keenam anak ini akan menyelesaikan pendidikan di tingkap SMP di Kota Makassar ataukan kembali ke sekolah asalnya di Kota Palu,” tuturnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com