Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Prihatin Melihat Kondisi Kampung Nelayan Muaragembong

Kompas.com - 09/10/2018, 16:18 WIB
Dendi Ramdhani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyimpan keprihatinan terhadap kondisi kampung nelayan di Muaragembong, Kabupaten Bekasi.

Pria yang akrab disapa Emil itu sempat mendatangi Muaragembong sewaktu masa kampanye Pilkada Jabar 2018 lalu. Ia melihat, kondisi perkampungan di Muaragembong mengkhawatirkan.

"Saya menitipkan sebuah desa peradaban namanya Muaragembong. Muaragembong ini hancur, warganya gak bisa jadi nelayan karena abrasi satu kampung pernah hilang, kan begitu, jalan ksananya ancur, orangnya miskin, dan sebagainya," tutur Emil di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Selasa (9/10/2018).

Emil pun merasa miris melihat kehidupan masyarakat di kampung Muaragembong. Selain berpendidikan rendah, tingkat ekonomi warga di sana serba keterbatasan lantaran hanya mengandalkan hasil laut.

Baca juga: Tarik Ulur Sekda Kota Bandung, Ridwan Kamil Tunggu Arahan Kemendagri

"Sekarang mah kalau anda ke sana gak kayak zaman modern. Kayak zaman prakemerdekaan, bukan hanya kumuh, hancur, tapi mereka bertahan di sana," ujarnya.

"Ada yang masih tanah, ada yang masih bilik ada yang kena banjir juga. Sangat rendah (pendidikannya) karena hanya bisa mengandalkan nelayan. Kena abrasi, perahunya gak bisa melaut, akibatnya kemiskinan akut, satu desa itu satu kampung," tambah Emil.

Melihat kondisi itu, Emil pun akan membentuk tim dari organisasi perangkat daerah untuk memberi perhatian khusus bagi warga Muaragembong.

Targetnya, ia ingin Muaragembong jadi desa beradab. Ia pun memastikan, seluruh program kerakyatan yang ia gagas bisa menyentuh masyarakat Muaragembong.

"Nah saya minta dikeroyok dalam waktu satu tahun untuk PU ngurus jalan. Kemudian abrasinya diselesaikan oleh Dinas Kelautan, mangrovenya oleh kehutanan, jalur airnya jadi pariwisata," katanya. 

"Kredit mesranya untuk membangkitkan ekonominya, rutilahunya diberesin semua. Sehingga nanti bisa lihat before after-nya. Dimulai tahun depan, maksimal dua tahun."  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com