Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dokter Fajri: Asli Aceh, Mengabdi di Papua (2)

Kompas.com - 09/10/2018, 12:39 WIB
Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TIMIKA, KOMPAS.com - Sejak masih duduk di bangku Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama, Banda Aceh, Aceh, sudah bercita-cita untuk mengabdikan diri di pedalaman Papua.

Hasrat itu terus menggelora di hati Fajri Nurjamil (32), hingga kemudian pada tahun 2013, pintu ke Papua terbuka lebar. 

Saat itu, tepatnya pada bulan April, Kementerian Kesehatan membuka lowongan formasi dokter pegawai tidak tetap (PTT) untuk penempatan di seluruh Indonesia.

Fajri waktu itu sudah bertugas di Puskesmas Delima Kabupaten Pidie sebagai dokter tenaga bhakti sukarelawan pada Dinas Kesehatan Pemda Pidie.

Baca juga: Kisah Dokter di Asmat Papua, Kemanusiaan Lebih Tinggi dari Rasa Rindu untuk Anak Istri (1)

Namun, ternyata tidaklah mudah mengambil keputusan. Pasalnya, saat pintu terbuka, sang istri, Syafrina Ibrahim, tengah mengandung 4 bulan anak pertama mereka.

Melalui pertimbangan panjang, atas dukungan sang istri pula, demi mewujudkan impiannya, dokter Fajri kemudian memutuskan untuk mendaftar sebagai dokter PTT.

“Ada junior saya yang hubungi masa itu yaitu dokter Hidayat asal Laweung dan kami berdua mengambil keputusan dalam hitungan jam untuk mendaftarkan diri agar bisa melangkah ke Bumi Cenderawasih,” kata dokter Fajri kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Ketika tiba waktu pengumuman, kebahagiaan sekaligus kesedihan campur aduk. Dia dinyatakan lulus sebagai dokter PTT.

Dia bahagia karena bisa mewujudkan impiannya, tetapi juga sedih karena harus meninggalkan tanah kelahirannya, sang istri beserta keluarga besarnya.

Pada 1 Juni 2013, dokter Fajri bertolak ke Papua bersama dua rekannya yaitu, dokter Hidayat lulusan dari Fakultas Kedokteran Unaya dan dokter Dewi lulusan dari Fakultas Unsyiah.

Namun sebelum ketiganya bertolak ke Papua mereka mendapatkan briefing dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh.

Baca juga: Pemkab Asmat di Papua Bantu Korban Gempa Lombok

Setelah selesai, mereka kemudian diberikan tiket pesawat dan uang saku untuk terbang ke pedalaman Papua.

Dokter Fajri sendiri mendapat tugas di wilayah Kabupaten Asmat, sedangkan dokter Hidayat ditempatkan di Kabupaten Puncak dan dokter Dewi di Kabupaten Yahukimo.

Sehari sebelum keberangkatan, mereka kemudian berkumpul dan mengatur strategi untuk keberangkatan ke Papua.

Segala hal mereka bicarakan dan diskusikan apa saja bekal yang harus mereka persiapkan untuk dibawa yang mungkin tidak mudah dijumpai di Papua.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com