Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Terima Gelar "Tuanku Seri Indra Utama Junjungan Negeri", Apa Maknanya?

Kompas.com - 08/10/2018, 12:09 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com – Presiden RI Joko Widodo yang mengenakan tengkolok, kain songket yang dijadikan ikat kepala khas Suku Melayu, serta teluk belanga hitam dengan corak keemasan duduk di kursi kehormatan di Balairung Istana Maimun, Medan, Minggu (7/10/2018).

Keriuhan terjadi di depannya saat dia menjalani prosesi pemberian gelar bangsawan Tuanku Seri Indra Utama Junjungan Negeri dari Kesultanan Deli.

Dia sah menjadi kerabat baru kesultanan ini setelah pin kesultanan dan keris disematkan oleh pewaris tahta, Sultan Deli Tuanku Sultan Mahmud Arya Lamantjiji Perkasa Alam, lalu Surat Ceri dan Cap Kesultanan ditandatangani. 

Baca juga: Presiden Jokowi Diberi Gelar Bangsawan Kesultanan Deli di Istana Maimun

Kemudian, tepung tawar dipercikkan ke arahnya. Satu per satu tamu menaburi bertih dan mencipratkan air sambil mengucapkan selamat kepada Jokowi.

Sebut saja Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi yang bergelar Datuk Laksamana Nara Diraja serta Wakil Gubernur Musa Rajekshah. Ada pula Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, perwakilan keluarga raja dan sultan, seperti Yani S Kuswodijoyo dari Kesultanan Sumenep serta Ratu Kokoda dari Papua Barat.

Makna di balik gelar

Sultan Mahmud Arya lalu menjelaskan makna gelar bangsawan yang diberikan Kesultanan Deli untuk Jokowi.

“Selamat datang kerabat baru, Bapak Presiden Jokowi. Makna gelar yang diberikan adalah semoga beliau senantiasa menjadi pemimpin yang baik, mampu mengembuskan tiupan angin segar ke seluruh pelosok Indonesia,” kata Arya, Minggu siang.

"Itu gelar bangsawan tertinggi di Kesultanan Deli. Pertimbangan kami menganugerahkan gelar tersebut setelah menyaksikan betapa kerasnya upaya Bapak Presiden menjalankan program pemerintahan, membangun negara, dan mensejahterakan kehidupan rakyat di tengah gejolak politik dan ekonomi yang melanda dunia saat ini,” ungkapnya.

Baca juga: Presiden Jokowi: Jangan Sampai Kita Terpecah Belah Gara-gara Pilihan...

Selain itu, lanjut Arya, mereka menilai besarnya perhatian Presiden Jokowi terhadap kelangsungan hidup kesultanan dan kerajaan yang tersebar di seluruh penjuru negeri.

Menurut dia, Jokowi konsisten dengan melakukan pertemuan rutin dengan para sultan, raja dan masyarakat adat untuk mengidentifikasi dan mencari solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

Ungkapan Jokowi

Pemberian gelar ini disambut ucapan terima kasih dari Jokowi. Menurut dia, gelar adat yang kini diembannya tersebut mengandung amanat dan tugas berat kepada dirinya untuk mewujudkan harapan Kesultanan Deli, kerajaan-kerajaan di nusantara, para pemangku adat dan ulama untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia yang 'baldatun thoyibatun wa rabbun gofur'.

"Banyak yang berpikir bahwa kemajuan dapat dicapai dengan mengesampingkan budaya dan menyingkirkan adat istiadat. Bagi Indonesia, ini adalah energi dan modal utama meraih kemajuan. Mari melestarikan budaya dan adat istiadat, Indonesia maju dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur asli bangsa Indonesia,” tutur Jokowi.

Baca juga: Kisah Lengkap Bocah Israel yang Dipeluk Jokowi, Selamat dari Gulungan Tsunami tetapi Kehilangan Ibu

Pemberian gelar adat ini disaksikan ribuan masyarakat yang memenuhi halaman Istana Maimun.

Hadir pula Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Sabrina, mantan gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, datuk empat suku Kesultanan Deli, para kerabat kesultanan, pengurus Forum Silaturahim Keraton Nusantara (FSKN), juga raja dan sultan dari luar Kota Medan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com