Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Tsunami Palu-Donggala: Saat Berduka, Rumah Malah Dijarah

Kompas.com - 08/10/2018, 10:29 WIB
Junaedi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

DONGGALA, KOMPAS.com - Bencana alam gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah (Sulteng) menyisakan kepedihan bagi para korban selamat.

Di tempat pengungsian, para penyintas saling berbagi cerita upaya heroik menyelamatkan diri dan keluarga dari bencana tersebut, semata-mata untuk saling menguatkan. 

Salah satu warga yang menceritakan kisahnya lolos dari terjangan tsunami adalah Gian, warga Kelurahan Labuan Bajo, Kecamatan Banawa, Donggala. 

Dia menceritakan kisahnya menyelamatkan anak istrinya serta surat berharga di rumahnya. Saat itu pada hari Jumat (28/9/2018) petang ia dan keluarga baru saja mulai beristirahat sepulang bekerja. 

Menurut Gian, saat gelombang tsunami pertama datang, dia berhasil menyelamatkan istri dan anaknya ke perbukitan yang tidak jauh dari rumahnya.

Baca juga: Polisi Tangkap 45 Penjarah di Palu yang Resahkan Korban Gempa

 

Menurut dia, gelombang pertama yang menghantam rumahnya memiliki frekuensi lemah sehingga ia dan keluarga masih sanggup melarikan diri. 

Namun ia kemudian teringat pada dokumen penting seperti surat tanah dan ijazah yang ia simpan di lemari. Nekad, Gian kembali ke rumahnya dan membobol lemari penyimpanan dokumen untuk menyelamatkan dokumen berharga tersebut. 

Namun sesaat kemudian, gelombang tsunami kedua yang lebih besar menghantam rumah dua lantai miliknya. Sebelumnya, Gian mendengar suara gemuruh datangnya tsunami kedua.

Gian sempat terlempar 20 meter akibat gelombang tersebut. Beruntung dia terbawa sampah menuju lereng bukit. Gelombang kedua dan ketiga tersebut meluluhlantakkan desanya. 

"Saya berusaha tetap sadar dan tidak panik sampai saya terlempar ke lereng bukit. Alhamdulillah saya bisa selamat meski rumah hancur,” kenang Gian yang akhirnya berhasil menyelamatkan surat berharganya dari terjangan tsunami. 

Baca juga: Lapor dan Cari Keberadaan Korban Tsunami via Google Person Finder...

Gian sendiri mengaku sedih dengan tindakan sejumlah oknum penjarah. Pasalnya bagi warga desanya yang berduka karena kehilangan harta benda dan sanak keluarga, para penjarah ini masih tega menjarah barang korban yang tersisa di reruntuhan rumah warga. 

“Seluruh barang berharga dalam rumah habis diambil oleh pelaku (penjarahan),” jelas Gian. 

Meski rumahnya hancur dan kehilangan harta benda pasca-tsunami, namun Gian mengaku masih bersyukur karena ia dan seluruh keluarganya selamat dari bencana. Dia merasa lebih beruntung ketimbang warga desa lain yang kehilangan sanak saudaranya. 

Saat ini Gian bersama istri dan anak-anaknya masih trauma pasca bencana gempa dan tsunami. Keluarga Gian masih memilih mengungsi di atas dataran tinggi bersama ratusan warga lainnya lantaran di wilayah tersebut masih terjadi gempa susulan berskala kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com