Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Yanto, Pemulung yang Selamat dari Tsunami Palu, Pulang Diantar Hercules

Kompas.com - 08/10/2018, 09:00 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sugiyanto (40) alias Yanto bersyukur karena dapat melanjutkan hidupnya. Pria yang berprofesi pemulung barang-barang bekas di Palu, Sulawesi Tengah itu dapat kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Yanto disambut haru keluarganya yang tinggal di Desa Doreng, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Sabtu (6/10/2018) petang lalu.

Yanto bersama belasan pekerja lain ikut menjadi korban gempa yang disusul tsunami di Palu. Namun, ia salah satunya yang berhasil selamat.

"Saya sampai Palu itu Jumat (28/9/2018) pagi. Sore, gempa dan tsunami terjadi," kata Yanto, bercerita kepada Kompas.com, Minggu (7/10/2018) kemarin.

Baca juga: Kisah Subaini, Penjual Es yang Tergulung Tsunami Bersama 3 Anaknya

Saat gempa berlangsung, Yanto bersama teman-temannya sedang bersantai di teras lantai dua gedung milik bosnya di daerah Perumnas Roa-Roa.

Di daerah itu, bencana hampir merusak semua bagian baik rumah, gedung hingga jalanan. Saat gempa berlangsung, dia mengaku sampai tidak bisa berdiri ataupun lari dari gempa.

"Saya merasa kayak dipukul dari belakang. Mau berdiri gak bisa. Lalu saya lihat bangunan satu persatu rubuh, saya lari gak bisa," katanya.

Yanto pun berjibaku dengan bencana itu, kemudian berusaha mencari tempat terbuka yang berada di ketinggian. Setelah aman, dia diarahkan ke pengungsian.

"Saya kemudian lalu di Bandara Palu. Beberapa hari disana, makan dan minum dikasih," katanya.

Baca juga: Kesaksian Korban Gempa dan Tsunami Palu yang Selamat

Setelah hampir satu pekan berada di pengungsian, Yanto akhirnya difasilitasi pulang ke kampung halaman. Pada Jumat (5/10/2018), ia akhirnya mendapat giliran untuk pulang kampung.

Bersama para pekerja lain, Yanto naik Hercules TNI dari Palu ke Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Dari Halim, para pekerja kemudian diantar ke jalan raya.

"Dari Halim, kami pulang sendiri-sendiri. Sabtu kemarin saya sampai rumah," katanya.

Menurut Yanto, bencana yang dialaminya masih memukul pikirannya hingga kini. Ia merasa telah diberi keajaiban untuk bisa kembali ke kampung halaman.

"Sampai hari ini saya masih trauma. Mau tidur malam saja gak berani, masih trauma," tandasnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sendiri melansir hingga 7 Oktober 2018, korban jiwa akibat gempa dan tsunami mencapai 1.763 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.519 jenazah ditemukan di Palu.

Sementara, sebanyak 159 jenazah ditemukan di Donggala.Di Sigi, ditemukan 69 korban tewas; 15 jenazah di Parigi, dan 1 jenazah ditemukan di Pasangkayu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com