Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Subaini, Penjual Es yang Tergulung Tsunami Bersama 3 Anaknya

Kompas.com - 08/10/2018, 06:23 WIB
Rosyid A Azhar ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com - Ia wanita tegar! Namanya Subaini (42) atau biasa dipanggil Enteng. Ia dan tiga anaknya merupakan korban amukan tsunami di Anjungan Pantai Talise, Kota Palu, Jumat (28/9/2018).

Enteng dan satu anaknya saat ini masih bertahan hidup dan mencari keberadaan dua anaknya yang lain. Wanita ini berbagi ceritanya selamat dari gelombang tsunami kepada Kompas.com di salah satu tenda pengungsian di Kota Palu.  

Bagi Subaini atau Enteng, hidup itu keras dan ia telah membuktikannya. Enteng adalah tulang punggung keluarga. Ia menghidupi ketiga anaknya dengan berjualan pop es di pinggir Pantai Talise.

Pesta Festival Pesona Nomoni 2018 yang dilaksanakan Pemerintah Kota Palu baginya adalah kesempatan mencari untung.

Baca juga: 3 Fakta Pengungsi di Jalan Kemiri Kota Palu, Tak Tersentuh Bantuan hingga Korban Luka-Luka

"Saya memperkirakan akan banyak yang membeli es jualan saya. Karena pasti banyak sekali pengunjungnya," kata Enteng yang tinggal di Kelurahan Balaroa, Kota Palu.

Benar saja naluri wanita ini, es batu yang dibawanya telah habis sebelum festival dibuka.
Orang-orang yang datang sejak siang telah memborong dagangannya, sejumlah rupiah pun ia simpan.

"Alhamdulillah, anak-anak bisa makan kenyang nanti," kenang Enteng.

Menjelang sore, persediaan es batu menipis, sebelum habis ia harus bergegas mencari lagi. Ia titipkan lapak jualannya kepada anak tertuanya, Mawar (14).

Gadis yang tengah beranjak dewasa ini pun diminta menggendong Nur Adiba (bayi 8 bulan) dan mengawasi adiknya, Riski (4).

Enteng pun melangkah mencari es batu lewat jalan cumi-cumi. Belum lama melangkah bumi yang dipijaknya tiba-tiba bergoyang hebat.

Ia pun bingung tak tidak tahu harus berbuat apa. Pikiran Enteng kacau. Ia hanya mengingat waktu itu air bah datang menerjang dirinya.

Ia teraduk-aduk dengan beton penggalan anjungan Pantai Talise yang terlepas, kayu dan benda-benda lainnya.

Baca juga: Perjuangan Para Korban Gempa yang Mengungsi, yang Penting Keluar dari Palu

"Saya berusaha menyelamat diri tapi tidak bisa, saya terasa diaduk-aduk dengan beton keras," katanya sedih.

Setelah berjuang dalam hantaman tsunami, yang pertama ia ingat adalah ia sudah terbaring di atas seng atap rumah warga.

Enteng baru menyadarinya jika dinding rumah ini sudah roboh. Ia terkulai lemah bersama sampah dan material lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com