Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Penyandang Disabilitas di Purwokerto Bermimpi Jadi Petani

Kompas.com - 05/10/2018, 19:58 WIB
Iqbal Fahmi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Mukti Wibowo (37) nampak tertatih-tatih saat mengaduk tanah bercampur merang dan pupuk untuk menyiapkan media penanaman.

Dia berupaya menjaga keseimbangan saat tubuhnya limbung ketika mengayun tangkai cangkul.

Bagi kebanyakan orang, kegiatan bercocok tanam merupakan hal yang mudah dan sederhana.

Namun tidak bagi Mukti, seorang penyandang disabilitas tunadaksa dengan cacat kaki akibat jatuh pada usia tiga tahun.

Baca juga: Petani di Polewali Sewa Pompa untuk Sedot Air Sungai demi Atasi Kemarau

Jumat (5/10/2018), Mukti dan 38 difabel lain yang tergabung dalam Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengikuti pelatihan dasar budidaya sayur-mayur di Experimental Farm (Exfarm) Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.

Dalam kegiatan yang digelar di Experimental Farm, puluhan penyandang disabilitas itu dilatih sejumlah dosen Faperta mengenai teknik budi daya tanaman sayuran.

Dekan Faperta Unsoed Anisur Rosyad mengatakan, materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut berupa keterampilan dasar-dasar pertanian.

Keterampilan tersebut meliputi pengenalan media tanam, teknik penanaman, pemeliharaan, pengenalan pupuk organik, pengenalan hama dan penyakit, hingga cara mengatasinya.

“Minimal mereka bisa menanam tanaman yang mudah dikelola seperti sayuran. Kalau mereka tidak punya lahan, bisa ditanam di pot atau polybag. Yang penting telaten dan sepenuh hati,” bebernya.

Baca juga: Bertekad Bantu Petani Jahe, Aidil Jatuh Bangun Kembangkan Haliya

Sementara itu, Ketua PPDI Kabupaten Banyumas Apri Suhartanto mengatakan, pihaknya bersyukur karena mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan pertanian di Unsoed.

Menurut dia, pelatihan di bidang pertanian merupakan hal baru bagi penyandang disabilitas yang terdiri atas tunadaksa, tunanetra, tunawicara, dan tunarungu.

“Biasanya kami dapat pelatihan di bidang usaha kerajinan, tapi sekarang bisa belajar pertanian itu luar biasa. Ternyata bertani itu simpel, tidak ribet dan tidak membutuhkan lahan yang luas, cukup dikerjakan di sekitar rumah,” ujarnya.

Dengan pelatihan-pelatihan yang didapatkan, Apri berharap, seluruh anggota PPDI dapat membuka wawasan lebih luas di bidang pertanian.

Lebih jauh, dia menginginkan penyandang disabilitas dapat mandiri karena permasalahan utama yang dihadapi rekan-rekannya adalah keterbatasan ekonomi.

“Latar belakang pendidikan yang rata-rata hanya sampai SMP membuat mereka susah untuk masuk dunia kerja,” bebernya.

Kepala Bidang Perlindungan, Rehabilitasi, dan Jaminan Sosial Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermasdes) Kabupaten Banyumas Agus Sriyono mengungkapkan, di Banyumas ada sekitar 2.500 penyandang disabilitas.

Selama ini, pemkab memiliki program pelatihan untuk membekali para penyandang disabilitas. Pelatihan yang diberikan salah satunya yakni keterampilan menjahit atau merajin keset.

“Pelatihan yang diberikan kepada penyandang disabilitas diharapkan dapat membuat mereka mandiri. Jangan sampai mereka diam dan pasrah, apalagi sampai minta-minta di jalan,” harapnya.

Selain mendapatkan pelatihan, para penyandang disabilitas ini mendapat bingkisan berupa bibit tanaman seperti selada, cabai, terong, dan bayam merah.

Dengan begitu, Mukti, Apri, dan seluruh anggota PPDI dapat langsung mempraktikkan teknik bercocok tanam sayur di rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com