Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terbaru Bantuan Palu dan Donggala, 500 Truk Bahan Makanan hingga Menampung Mahasiswa

Kompas.com - 04/10/2018, 16:25 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - 500 truk berisi bantuan berupa bahan makanan dan pakaian telah berangkat dari Makassar menuju Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, pada Kamis (4/10/2018). 

Sementara itu, Kementerian Sosial pada Jumat (5/10/2018), juga akan mengirimkan bantuan logistik dengan menggunakan pesawat Hercules.

Universitas Sebelas Maret Surakata (UNS) dan sejumlah universitas di Indonesia juga menyatakan kesiapan mereka untuk menampung mahasiswa dari universitas di Palu yang terpaksa berhenti berkuliah karena bencana alam.

Berikut fakta terbaru terkait bantuan untuk para korban gempa.

1. 500 truk berisi bahan makanan dan pakaian bergerak ke Sulawesi Tengah

Sebanyak 500 truk bantuan untuk korban bencana gempa Sulawesi Tengah dilepas oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, di Makassar, Kamis (4/10/2018).KOMPAS.com/HARIS PRAHARA Sebanyak 500 truk bantuan untuk korban bencana gempa Sulawesi Tengah dilepas oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, di Makassar, Kamis (4/10/2018).

Menteri Pertanian Amran Sulaiman resmi melepas 500 truk bantuan untuk korban bencana gempa dan tsunami di kawasan Sulawesi Tengah, Kamis (4/10/2018).

"Langkah itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo bahwa para anggota kabinet mesti meringankan beban korban bencana di Sulawesi Tengah," ujar Amran.

Nilai bantuan dari Kementan tersebut sekitar Rp 25 miliar. Dana digalang Kementerian Pertanian bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, badan usaha milik negara (BUMN), serta kalangan swasta.

Bantuan yang dikirim untuk para korban di Palu dan Donggala berupa bahan pangan pokok, sandang, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Mentan Lepas 500 Truk Bantuan untuk Korban Gempa Sulteng

2. Logistik dari Kemensos akan segera dikirim

Bocah meminta bantuan di Desa Loli Saluran, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, yang mengalami kerusakan pasca gempa dan Tsunami, Rabu (3/10/2018). Gempa yang terjadi di Palu dan Donggala mengakibatkan 925 orang meninggal dunia dan 65.733 bangunan rusak.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Bocah meminta bantuan di Desa Loli Saluran, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, yang mengalami kerusakan pasca gempa dan Tsunami, Rabu (3/10/2018). Gempa yang terjadi di Palu dan Donggala mengakibatkan 925 orang meninggal dunia dan 65.733 bangunan rusak.
 

Kementerian Sosial RI akan mengirimkan bantuan kebutuhan logistik ke Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10/2018).

“Insya Allah besok, akan pakai Hercules menyerahkan bantuan,” kata Sekretaris Jenderal Kemensos Hartono Laras melalui sambungan telepon, Kamis (4/10/2018).

Hartono menjelaskan, bantuan baru bisa dikirim besok karena masih mendata dan menginventarisasi kebutuhan barang-barang yang diperlukan masyarakat yang terdampak bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.

“Semua yang diperlukan, terutama makanan, tenda velbed kemudian matras, selimut, dan kasur masih kurang. Nanti akan dikirim di titik yang kurang akan bantuan logistik,” kata Hartono.

Baca Juga: Besok, Kemensos Salurkan Bantuan Logistik Gunakan Pesawat Hercules ke Sulteng

3. Bantuan berkelanjutan dari PMI selama dua tahun

Kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami di Dupa Tondo, Kelurahan Layana, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10/2018). Di area kompleks mebel dan pergudangan ini luluh lantak akibat gempa dan diterjang tsunami.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami di Dupa Tondo, Kelurahan Layana, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10/2018). Di area kompleks mebel dan pergudangan ini luluh lantak akibat gempa dan diterjang tsunami.

Palang Merah Indonesia ( PMI) akan memberikan bantuan berkepanjangan di Sulawesi Tengah hingga 20 bulan lamanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com