Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Bumi Magnitudo 6,3 di Sumba Timur Dirasakan hingga NTB

Kompas.com - 02/10/2018, 09:51 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Reni Susanti

Tim Redaksi

WAINGAPU, KOMPAS.com - Empat kali gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (2/10/2018) pagi.

Empat kali gempa bumi dengan magnitudo 5,2 kemudian 5,3 dan 6 hingga 6,3 itu terjadi pada pukul 7.12 Wita, 7.27 Wita, 7.59 Wita, dan 8.16 Wita.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Waingapu, Sumba Timur, Arief Tyastama, mengatakan, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia menyusup di bawah Lempeng Eurasia.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (thrust fault).

Baca juga: Sinjai Diguncang Gempa, Warga Berbondong-bondong Mengungsi

Guncangan gempa bumi yang pertama dilaporkan dirasakan di Waingapu dengan skala intensitas II SIG-BMKG (II-III MMI).

Kemudian guncangan gempa bumi yang kedua dilaporkan dirasakan di Waingapu dengan skala intensitas II SIG-BMKG (III MMI).

Guncangan gempa bumi ketiga dirasakan di Waingapu dan Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya II SIG-BMKG (IV MMI).

Guncangan gempa bumi keempat dirasakan cukup kuat antara lain di Baing III SIG-BMKG (VI MMI), Haharu II SIG-BMKG (V MMI), Waingapu II SIG-BMKG (IV MMI), Nihiwatu, Sumba Barat.

"Kemudian dirasakan di Tambolaka dan Waikelo, Sumba Barat Daya II SIG-BMKG (II-III MMI), serta Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTT) II SIG-BMKG (III MMI)," jelas Arief kepada Kompas.com, Selasa (2/10/2018) pagi.

Baca juga: Sang Kekasih Antar Jenazah Briptu Adri, Korban Gempa di Palu, ke Pemakaman

Hasil pemodelan itu, lanjut Arief, menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.

"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tutupnya.

Kompas TV Sebagian besar warga menggunakan motor dan melewati jalanan rusak, untuk kembali ke rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com