Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta di Balik Pernyataan Jokowi tentang Berebut Makanan di Palu

Kompas.com - 01/10/2018, 12:36 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aksi berebut makanan yang dilakukan oleh para korban gempa di sejumlah minimarket di Palu, mengundang komentar Presiden Joko Widodo.

Orang nomor satu di Indonesia tersebut mengatakan, aksi tersebut bukan semata-mata penjarahan, namun salah satu sikap kedermawanan pemilik minimarket.

Menurut Jokowi, dalam kondisi darurat bencana lebih baik fokus untuk memecahkan masalah yang lebih substansial.

Inilah fakta terkait penjelasan penjarahan yang terjadi di Kota Palu.

1. Jokowi: "Jangan permasalahan hal yang tidak substansial"

Presiden Joko Widodo saat menemui wartawan usai menghadiri acara pembagian sertifikat tanah rakyat, di Jogja Expo Center (JEC), Jumat (28/09/2018)KOMPAS.com / Wijaya Kusuma Presiden Joko Widodo saat menemui wartawan usai menghadiri acara pembagian sertifikat tanah rakyat, di Jogja Expo Center (JEC), Jumat (28/09/2018)

Presiden Joko Widodo angkat bicara terkait maraknya pemberitaan tentang aksi berebut makanan yang terjadi di sejumlah toko di daerah bencana gempa, Sulawesi Tengah.

Presiden Jokowi menegaskan, tidak perlu mempermasalahkan sesuatu yang tidak substansial dalam situasi darurat bencana seperti sekarang ini.

"Dalam keadaan darurat seperti ini, jangan mempermasalahkan hal-hal kecil yang sebetulnya tidak menjadi masalah dasar di situ," kata Presiden Jokowi saat dijumpai di Monumen Pancasila Sakti, kompleks Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin (1/10/2018).

Pasalnya, Presiden Jokowi tidak menemukan peristiwa tersebut ketika ia mengunjungi Palu, Minggu (30/9/2018).

"Saya tidak melihat di lapangan seperti itu. Karena toko-toko itu pun tutup," kata mantan Wali Kota Solo tersebut.

Baca Juga: Pemerintah Janji Kota Palu Bersih dalam Dua Pekan

2. Jokowi: "Seandainya ada, itu adalah bentuk kebaikan hati pemilik toko"

Warga menjarah bahan bakar minyak di SPBU Jalan Imam Bonjol, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018) pasca gempa bumi yang melanda kota tersebut. Selain mengakibatkan kelangkaan BBM, gempa Palu juga mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Warga menjarah bahan bakar minyak di SPBU Jalan Imam Bonjol, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018) pasca gempa bumi yang melanda kota tersebut. Selain mengakibatkan kelangkaan BBM, gempa Palu juga mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia.

Meskipun telah mengatakan tidak melihat langsung aksi berebut makanan di Palu, Joko Widodo tetap mewanti-wanti, jika aksi itu benar ada, maka anggaplah itu merupakan bentuk kedermawan pemilik toko terhadap korban gempa.

"Ya mungkin hanya satu dua peristiwa, karena toko memberikan untuk membantu saudara-saudaranya. Jadi itu semuanya dalam proses membantu," ujar Jokowi.

Seperti diketahui, gempa magnitudo 7,4 telah membuat lumpuh Kota Palu dan Donggala. Pasokan bantuan kemanusiaan terhambat karena akses jalan belum sepenuhnya pulih.

Baca Juga: Tinjau Palu, Ini Instruksi Presiden Jokowi

3. Jokowi: "Bantuan makanan akan dikirim sebanyak-banyaknya"

Warga menjarah barang di Grand Palu Mall usai gempa bumi di Pura, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa bermagnitudo 7,4 yang mengguncang Donggala dan Palu mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Warga menjarah barang di Grand Palu Mall usai gempa bumi di Pura, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa bermagnitudo 7,4 yang mengguncang Donggala dan Palu mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com