Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Gempa dan Tsunami Palu: Rebutan Makanan, Fenomena Tanah Bergerak, dan 832 Korban Jiwa

Kompas.com - 01/10/2018, 08:58 WIB
Caroline Damanik

Editor

KOMPAS.com - Rangkaian gempa bumi dengan magnitudo hingga 7,4 mengguncang Sulawesi Tengah dan menimbulkan tsunami di perairan Palu dan sekitarnya, Jumat (28/9/2018).

Berbagai bangunan, seperti rumah warga, pusat perbelanjaan, hotel, rumah sakit, dan bangunan lainnya rusak parah, ambruk sebagian atau seluruhnya dan tersapu gelombang.

Jembatan Ponulele yang menjadi ikon Kota Palu toboh setelah diterjang gelombang tsunami. Sementara itu, jalur trans Palu-Poso-Makassar tertutup longsor.

Ratusan orang meninggal dunia. Masih banyak yang hilang dan belum ditemukan. Puluhan hingga ratusan orang diperkirakan belum dievakuasi dari reruntuhan bangunan.

Sementara itu, ribuan orang mengungsi karena kehilangan tempat tinggal. Mereka kekurangan makanan dan pasokan BBM.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis fakta terbaru gempa setiap hari dalam dua hari terakhir. Berikut ini fakta terbaru dampak gempa dan tsunami di Palu dan Donggala dalam dua hari terakhir:

 

1. Korban meninggal mencapai 832 jiwa

Kerusakan akibat gempa bumi yang melanda, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa bermagnitudo 7,4 mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Kerusakan akibat gempa bumi yang melanda, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa bermagnitudo 7,4 mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia.

Dari angka tiga ratusan korban jiwa pada Sabtu (29/9/2018), jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala terus bertambah hingga mencapai 832 jiwa pada Minggu siang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah korban kemungkinan masih akan terus bertambah karena pencarian dan evakuasi terus dilakukan.

Proses pencarian dan evakuasi korban hari ini fokus di Hotel Roa Roa yang runtuh, Ramayana, Pantai Talise, hingga perumahan Balaroa.

Baca juga: Basarnas: Ada 50-60 Orang Masih Tertimbun di Reruntuhan Hotel Roa Roa

 

2. Tanah bergerak seperti menelan apa saja di atasnya

Fenomena longsoran tanah pasca gempa Palu yang diduga akibat likuifaksi.BNPB Fenomena longsoran tanah pasca gempa Palu yang diduga akibat likuifaksi.

Sebuah video yang menunjukkan munculnya lumpur mengalir di bawah rumah warga pasca-gempa yang mengguncang wilayah Sulawesi Tengah viral di media sosial. Dalam video berdurasi dua menit tersebut terlihat rumah dan pepohonan seolah hanyut.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut hal ini sebagai fenomena likuifaksi.

Rovicky Dwi Putrohari, ahli geologi dan anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia, menambahkan, yang terjadi dalam video tersebut adalah likuifaksi yang memicu longsoran.

Baca selengkapnya: Viral Video Tanah Bergerak Pasca Gempa Donggala, Ini Penjelasan Ahli

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com