Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 BERITA TERPOPULER NUSANTARA: Fakta Kerusuhan Rutan Donggala hingga Kisah Nurul

Kompas.com - 01/10/2018, 05:40 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kisah memilukan dari para korban saat terjadi gempa di Donggala maupun tsunami di Palu mulai terungkap.

Salah satunya adalah peristiwa kerusuhan di Rumah Tahanan Klas II Donggala. Para napi mengamuk dan membakar rutan setelah tidak diizinkan petugas untuk mengetahui keadaan keluarga mereka pascagempa dan tsunami. 

Selain itu, kisah seorang gadis SMA bernama Nurul yang berjuang selama dua hari terjebak di kubangan air ketika terjadi gempa. Perjuangan Nurul untuk bertahan hidup itu menyita perhatian para pembaca.

Berikut 5 berita paling mendapat sorotan para pembaca di Kompas.com hari Minggu (30/9/2018)

1. Fakta terkait kerusuhan di Rutan Donggala

Kebakaran di Rumah Tahanan Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018) pasca kerusuhan tahanan. Kerusuhan dipicu permintaan narapidana dan tahanan dibebaskan untuk menemui keluarga yang terkena musibah gempa tidak dipenuhi. Sekitar 100 tahanan dikabarkan melarikan diri.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Kebakaran di Rumah Tahanan Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018) pasca kerusuhan tahanan. Kerusuhan dipicu permintaan narapidana dan tahanan dibebaskan untuk menemui keluarga yang terkena musibah gempa tidak dipenuhi. Sekitar 100 tahanan dikabarkan melarikan diri.

Fakta dalam peristiwa kerusuhan di rutan Donggala menjelaskan sebab musabab kerusuhan di dalam rutan.

Ya, para napi merasa khawatir atas kondisi keluarga mereka setelah terjadi gempa magnitudo 7,4 di Donggala dan tsunami di Palu.

Kekhawatiran mereka pun berujung dengan kemarahan dan amukan. Para napi menyulut api dan membumihanguskan rutan Donggala. Selain itu, ratusan warga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk kabur.

Para napi memang sedang menjalani hukuman atas perbuatannya, namun mereka juga masih manusia yang punya hati terhadap keluarga.

Baca berita selengkapnya: 4 Fakta di Balik Kerusuhan Rutan Donggala, Ingin Bertemu Keluarga hingga Kabur dari Rutan

2. Di balik reruntuhan Hotel Roa-Roa setelah dirobohkan gempa

Hotel Roa Roa di kawasan Maesa di Kelurahan Lolu Timur, Kota Palu, luluh lantak dihantam rangkaian gempa yang melanda Sulawesi Tengah. Puluhan tamu belum diketahui nasibnya.KOMPAS.com/ROSYID A AZHAR Hotel Roa Roa di kawasan Maesa di Kelurahan Lolu Timur, Kota Palu, luluh lantak dihantam rangkaian gempa yang melanda Sulawesi Tengah. Puluhan tamu belum diketahui nasibnya.

Kondisi Hotel Roa Roa di kawasan Maesa, Kelurahan Lolu Timur telah hancur luluh lantak dihantam gempa magnitudo 7,4. Seluruh bangunan hotel, ambruk saling menumpuk.

Berdasarkan informasi dari pegawai yang bekerja dan tamu yang menginap, tercatat korban selamat hanya 6 orang dan 1 meninggal dunia.

"Saat terjadi gempa ada 50 kamar yang terisi namun tidak diketahui jumlah jiwanya," kata Arie Djukifli, staf Basarnas yang sedang bersiap melakukan evakuasi, Minggu (30/9/2018).

Belum diketahui berapa orang yang masih terjebak di dalam hotel. Tim SAR terus melakukan evakuasi korban di hotel tersebut.

Baca berita selengkapnya: Hotel Roa Roa Hancur, Banyak Orang Diperkirakan Terjebak di Dalam

3. Perjuangan hidup Nurul yang terjebak di air saat gempa

Kondisi Palu, Sulawesi Tengah, dari ketinggian, setelah gelombang tsunami terjadi, Jumat (28/9/2018).handout/BNPB Kondisi Palu, Sulawesi Tengah, dari ketinggian, setelah gelombang tsunami terjadi, Jumat (28/9/2018).

Seorang gadis bernama Nurul ditemukan hidup dan terjebak di dalam kubangan air PDAM saat gempa melanda Palu Jumat (28/9/2018) lalu.

Nurul yang terjebak kubangan air setinggi setengah badannya di Kompleks Perumnas Bala Roa, Kota Palu, Sulawesi Tengah, akhirnya diselamatkan oleh tim Basarnas, Minggu (30/9/2018).

Korban dapat bertahan karena terus diberi makan dan minum oleh ayahnya, Yusuf. Namun, nasib berbeda dialami sang ibu, Risni. Risni meninggal dunia di samping Nurul saat kedunya terjebak. 

Selama dua hari Nurul terjebak di dalam kubangan air tersebut. 

"Anakku sempat minta tolong. Waktu kejadian saya di samping rumah. Saat gempa saya lari keluar dan tidak bisa lagi menyelamatkan ibunya dan dua anakku," kata Yusuf, ayah Nurul.

Baca berita selengkapnya: Kisah Gadis SMA yang Terjebak 2 Hari di Kubangan Air Pasca-gempa

 

4. Penjarahan SPBU di Kota Palu

Warga menjarah bahan bakar minyak di SPBU Jalan Imam Bonjol, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018) pasca gempa bumi yang melanda kota tersebut. Selain mengakibatkan kelangkaan BBM, gempa Palu juga mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Warga menjarah bahan bakar minyak di SPBU Jalan Imam Bonjol, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018) pasca gempa bumi yang melanda kota tersebut. Selain mengakibatkan kelangkaan BBM, gempa Palu juga mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia.

Gempa memang membuat kondisi dan situasi di Kota Palu lumpuh. Pasokan BBM tersendat dan ratusan orang pun nekat menjarah sebuah SPBU di Jalan Pue Bongo, Kota Palu.

Mereka mengerumuni tempat pengisian bahan bakar minyak ini dengan membawa jeriken. Sebagian orang menyedot minyak dari tangki penyimpanan yang berada di bawah tanah dengan menggunakan selang.

Gas elpiji yang berada di dekat ruang kantor yang tersegel dengan rantai dibuka paksa oleh sekelompok orang.

"Silakan ambil minyak, tapi jangan rusak," kata seseorang yang baru tiba dengan motor, kemungkinan ia adalah manajemen SPBU ini, Minggu (30/9/3018).

Kondisi chaos tersebut juga membuat sejumlah warga menolak untuk diliput oleh wartawan.

Baca berita selengkapnya: Warga Jarah SPBU di Palu

5. Terpental dua kali, ibu hamil dan keluarganya selamat

Beberapa korban gempabumi dan tsunami yang berhasil selamat ditampung sementara Asrama Haji,  Sudiang, Kota Makassar. KOMPAS.com/Hendra Cipto Beberapa korban gempabumi dan tsunami yang berhasil selamat ditampung sementara Asrama Haji, Sudiang, Kota Makassar.

Seorang ibu hamil 9 bulan, Ratih Dwi Astuti (35) bersama suami dan kedua anaknya berhasil selamat dari gempa bumi bermanitudo 7,4 di Kota Palu, Jumat (28/9/2018) petang.

Ratih mengatakan, dirinya sempat terpental dua kali saat gempa mengguncang.

“Mulai gempa itu sekitar jam 5 sore lewat. Awalnya kecil dan terjadi beberapa kali. Saat gempa besar terjadi saat jelang shalat magrib, saya sempat terpental 2 kali. Namun berhasil dipegangi oleh suaminya,” kata wanita asal Kediri, Jawa Timur, ini.

Baca berita selengkapnya: Kisah Ibu Hamil Terpental 2 Kali saat Gempa di Palu hingga Selamat ke Makassar

Sumber: KOMPAS.com (Hendra Cipto, Ana Shofiana Syatiri, Rosyid A Azhar, Michael Hangga Wismabrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com