Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Susulan Terus Terjadi, Warga Diimbau Tak Huni Rumah Dulu

Kompas.com - 30/09/2018, 12:41 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kasi Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Sri Hidayati mengatakan, guncangan gempa susulan berdampak pada robohnya bangunan yang sudah rusak atau retak-retak. 

"Gempa susulan memiliki efek, apalagi yang cukup besar seperti yang lima (magnitudo), efeknya bangunan yang belum roboh jadinya roboh karena diguncang lagi, atau yang tadinya nyaris mo longsor jadi longsor," kata Sri yang dihubungi, Minggu (30/9/2018). 

Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat di wilayah yang terdampak gempa seperti di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan sekitarnya untuk tidak menghuni atau berdiam di dalam rumah untuk sementara.

Apalagi bila rumah yang dihuni telah mengalami kerusakan atau keretakan pada dinding bangunannya. Pasalnya di khawatirkan terjadi gempa susulan kembali dan mengakibatkan rumah rubuh.

"Baiknya masyarakat jangan diam di rumah dulu terutama di rumah yang retak karena diguncang gempa 7,4 itu, atau mungkin rumah rusak. Karena dikhawatirkan ada kerusakan lagi diakibatkan gempa susulan," imbaunya.

Baca juga: BMKG: Setelah Gempa 7,4 Magnitudo di Donggala, Terjadi 201 Gempa Susulan

Sri mengatakan, PVMBG tidak bisa memprediksi gempa susulan yang terjadi, baik waktu, maupun besaran guncangan. "Tapi secara teori besarannya biasanya lebih kecil dari gempa utama," kata Sri.

"Ketika gempa ada rupture patahan, kemarin itu akumulasi energi yang mencapai titik kritis dari patahan. Pasti tidak langsung berhenti patahannya, masih ada, sehingga gempa susulan juga masih ada," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, BMKG menyatakan bahwa sudah terjadi 201 kali gempa susulan pasca-gempa magnitudo 7,4 mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah, pada Jumat, 28 Sepetember 2018 petang, hingga Minggu (30/9/2018) pukul 10.00 WIB.

Baca juga: Basarnas Kendari Bantu Evakuasi Korban Gempa di Hotel Roa Roa hingga Ramayana

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com