Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Jalan Sudah Dibuka, Eko Tetap Tak Mau Tempati Rumahnya, Ada Apa?

Kompas.com - 29/09/2018, 07:26 WIB
Agie Permadi,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sementara itu Eko Purnomo (37), sejak mediasi kedua tidak pernah terlihat di rumahnya.

Kepada Kompas.com, Eko mengatakan meski keluarga Imas telah membantunya dengan menghibahkan sebagian tanah untuk jalan menuju rumahnya, Eko tetap belum puas.

Baca: Eko: Seharusnya yang Beri Akses Jalan Ibu Rohanda, Bukan Ibu Imas

"Bukan masalah jalannya ada atau tidak, tapi hukum ditegakkan dan aturan dipakai. Jadi bukan masalah sekedar dikasih jalan. Saya masih mengacu ke sertifikat BPN dan sampai sekarang masih terus lanjut usaha terus berjalan. Kalau itu sudah ada jalan pakai pita silakan mungkin itu bentuk kegembiraan mereka, tapi bagi saya sih tidak sama sekali," tuturnya.

Eko menjelaskan, alasan pembuatan jalan tersebut hanya sampai batas rumah keluarga almarhum Imas. Hal tersebut memang berdasarkan permintaan keluarganya agar tidak ada yang berubah dalam denah sertifikat yang dimilikinya.

"Itu permintaan pihak kami dan keluarga sudah biarkan gitu saja dengan alasan kita tetap mengacu sertifikat. Karena kalau dibongkar kan itu bangunan berubah lagi, kenapa mengacu ke sana, buat apa dibongkar karena dari awal yang saya mau yang sesuai sertifikat," jelasnya.

Dengan adanya jalan itu, Eko menganggap bahwa itu sekedar solusi pemerintah secara sosial. Namun bukan berarti mengindahkan tuntutan jalan yang dimintanya yang sesuai dengan denah sertifikat yang dimilikinya.

"Tetap akan saya perjuangkan, dan semua bukti itu ada bahwa rumah Ibu Rohanda, PBB ada di saya dari tahun 1982 -2016, karena itu saya dapat 2 PBB rumah saya dan jalan fasos fasum itu," jelasnya.

Eko Tuntut Fasos-Fasum

Tidak sampai situ, bahkan Eko telah membuat surat untuk Jokowi yang rencananya bakal dilayangkan hari ini atau besok. "Saya sudah bikin surat ke Jokowi, Insya Allah hari ini atau besok akan saya layangkan ke beliau," ujarnya.

Bahkan pihaknya pun mengaku telah mendapatkan pengacara yang bakal membantu. Pengacara itu sudah melayangkan surat berisi somasi ke Pemkot Bandung. Namun apabila surat tidak ditanggapi pihaknya berencana mendatangi BPN pusat di Jakarta.

"Pengacara pun sudah menyomasi, mungkin surat sudah diterima oleh Pemkot Bandung, ya tinggal nunggu saja satu minggu ke depan, seumpama senin tidak ada tanggapan saya sudah konfirmasi ke pengacara mungkin senin akan langsung ke BPN pusat ke jakarta," terangnya.

Hal tersebut, katanya, dilakukan bukan berarti dirinya tidak percaya pada Pemerintah Kota Bandung. Hanya saja Eko merasa tidak puas bahkan kecewa dengan solusi yang ada.

Seolah-olah pemerintah tidak meluruskan persoalan yang sebenarnya, yakni keberadaan fasos fasum dalam denah sertifikat yang dimiliki Eko.

"Terus terang saja intinya tidak merasa puas, sudah bener jalan dan ada yang salah kok masih dilindungi. Ada oknum yang bersalah tapi kok melenggang begitu saja, seolah-olah menutupi kejadian ini dengan solusi jalan ada, lalu berhenti, karena yang namanya solusi itu dijalankan, aturan hukum dijalankan, adil dapat, hak dapet," tegasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com