Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tergiur Upah Tinggi, Alasan WN Malaysia Jadi Kurir 4,3 Kg Sabu

Kompas.com - 28/09/2018, 14:28 WIB
Hadi Maulana,
Khairina

Tim Redaksi


BATAM, KOMPAS.com - Yasid, warga Lot 1859 Jalan Samlawi Batu 16 81800 Ulu Tiram Johor,
Malaysia mengaku dirinya terpaksa menjadi kurir narkoba karena tidak lagi memiliki pekerjaan tetap.

"Saya terpaksa melakukan ini karena tidak lagi ada pekerjaan dan upah yang diberikan juga terbilang sangat lumayan," katanya kepada Kompas.com saat ditemui di Mako Polda Kepri. 

Pria yang hanya mengeyam pendidikan hingga kelas 3 SD atau Sijil Rendah Pendidikan Malaysia ini mengaku dirinya tergiur menjadi kurir untuk jaringan internasional ini karena tergiur dengan upahnya. Bahkan, pekerjaan yang harus dilakukan juga terbilang cukup mudah.

"Sebelumnya saya bekerja sebagai tukang las di bengkel mobil yang ada di Johor, namun belakangan sepi orderan hingga akhirnya bengkel tersebut tutup dan saya dirumahkan," jelas Yasid.

Yasid sempat mencoba untuk menjadi nelayan, namun hal itu tidak berlangsung lama ditekuninya.

"Jadi nelayan saya tidak kuat, hasilnya kecil dan kerjanya juga membutuhkan waktu yang panjang. Dari sanalah saya beralih profisi sebagai kurir, sebab selain hasilnya besar, waktu kerja juga tidak terlalu lama dan sangat singkat," terangnya.

Baca juga: Polisi Temukan 24 Sabu Dibungkus Permen dari Kurir Narkoba di Bekasi

Yasid mengaku pertama kali menjadi kurir lintas negara ini. Dirinya sama sekali tidak tahu kalau barang yang dibawa pelaku merupakan narkoba dan setelah pengantaran kedua kalinya,  pelaku baru mengetahui barang yang dibawanya ini merupakan sabu.

"Saya sudah enam kali dan saat tertangkap, ini merupakan pengantaran yang ketujuh kalinya dengan upah yang diterima bervariasi, mulai dari Rp 1000 ringgit hingga 3000 ringgit," terangnya.

"Namun pengantaran yang ketujuh ini saya baru diberikan DP 500 ringgit dan akan ditambah setelelah saya tiba di Johor," katanya menambahkan.

Direktur Ditresnarkoba Polda Kepri Kombes K Yani Sudarto mengaku tidak serta merta mempercayai apa yang diungkapkan Yasid.

Bahkan, Yani menduga Yasid sudah melakukan hal ini lebih dari tujuh kali seperti yang diungkapkan pelaku.

"Kami masih terus melakukan pendalaman dari keterangan Yasid, karena Yasid merupakan salah satu jaringan internasional yang kerap menyelundupkan narkoba dari Malaysia ke Indonesia melalui pelabuhan tidak resmi yang ada di Batam," jelasnya.

Sebelumnya Yasid (43), warga Malaysia yang tinggal di Lot 1859 Jalan Samlawi Batu 16 81800 Ulu Tiram Johor, tertangkap personil Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Kepulauan Riau (Kepri) saat menyelundupkan narkotika golongan I jenis sabu sebanyak 4376 gram atau 4,3 Kg ke Indonesia melalui Batam, Kepri.

Yasid tertangkap berawal dari informasi masyarakat yang menyebutkan akan ada pengiriman sabu sebanayak 5 kilogram melalui jalur laut.

Jajaran Ditresnarkoba Polda Kepri berhasil mengamankan Yasid yang merupakan kurir jaringan internasional saat akan menunggu pihak penjemput di pinggiran Pantai Bale-bale, Nongsa, Batam sekitar pukul 1.30 WIB, Selasa (25/9/2018) dini hari kemarin.

Sabu tersebut dikemas rapi menggunakan plastik warna kuning emas dan kemudian dibungkus lagi dengan plastik bening dan terakhir dilakban rapi. Kemudian, dimasukkan ke dalam tas yang dicampur dengan sejumlah pakaian pelaku.

Kompas TV Pelaku merupakan salah satu target operasi polisi karena dicurigai sebagai pengedar narkotika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com