Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Suligi Puluhan Tahun Kembangkan Kampoeng Batja Jember : Dari Teras hingga 10 Sudut Baca (1)

Kompas.com - 28/09/2018, 10:41 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Khairina

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com- Membaca kerap diasosiasikan sebagai gerbang penguasaan dunia sehingga aktivitas ini senantiasa terus didorong.

Keberadaan taman baca menjadi salah satu pintu untuk mendongkrak kebiasaan membaca itu.

Salah satu taman baca yang layak dikunjungi adalah Taman Baca Kampoeng Batja yang ada di Jl.Nusa Indah,  Jemberlor, Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Pendirinya Iman Suligi, seorang kakek yang berusia 68 tahun. Iman Suligi cukup mempunyai dedikasi tinggi untuk menebarkan semangat baca di lingkungannya.

Menurut Suligi, taman baca ini berdiri tahun 2010 yang lalu. Tetapi, embrionya sudah cukup lama karena sudah dimulai pada tahun 1978 silam.

Selama rentang waktu itu, nama yang dipakai kerap berganti-ganti hingga yang terakhir Kampoeng Batja.

"Seusai pensiun, baru bisa mengurusi secara full," ujar pensiunan guru mata pelajaran Bhs.Inggris dan seni rupa di sebuah SMK, saat ditemui Kompas.com akhir Agustus 2018 lalu.

Baca juga: Perjuangan Taman Baca Wadas Kelir, dari Perpustakaan di Teras Rumah hingga Lahirkan Anak Berprestasi

Taman baca ini berdiri di kawasan seluas 700 meter persegi dan mempunyai tempat yang asri karena pepohonan rindang yang ada di sekitarnya.

Ini tidak terlepas dari konsep taman terbuka yang diusungnya serta ornamen-ornamen nan artistik yang dipajangnya.

Selain koleksi buku-bukunya, fasilitas yang ada di dalamnya pasti akan membuat siapa pun yang hadir betah berlama-lama ada di sana. Bahkan, mungkin akan lupa waktu dengan suasana yang ada.

Sejak awal kaki melangkah ke Kampoeng Batja ini, pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan yang luar biasa,

Sebab, untuk masuk ke tempat ini, pengunjung harus menyusuri jalan setapak gang kampung yang berliku-liku. Jika tidak waspada, kemungkinan hilang arah akan terjadi. Ini menjadi daya tarik dan tantangannya.

Seusai susur jalan setapak puluhan meter itu, sebuah gerbang akan menjadi penanda masuk lokasi.

Gerbang ini cukup estetis karena berada tepat di seberang sungai kecil. Seperti hendak memasuki sebuah kastil yang terlindungi benteng sungai.

Dari gerbang inilah, mata pengunjung akan mulai disuguhi aneka ragam barang-barang antik dan langka.

Mulai dari lemari tembus pandang berisi sarang burung tempua, koleksi buku langka, benda-benda lawas, hingga ragam benda seni lainnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com